Fi Asia Indonesia 2024 Resmi Dibuka di JI Expo

Ilustrasi: biji kopi salah satu kekayaan alam Indonesia| Dok. Ist

Peluang News, Jakarta – Pameran ingredient terbesar di Indonesia bertajuk “Food Ingredient (Fi) Asia Indonesia 2024” pada 4-6 September 2024 di Jakarta International Expo resmi dibuka oleh Staf Ahli Menteri Perindustrian (Menperin), Ignatius Warsito.

“Indonesia memiliki kekayaan alam melimpah, kaya bahan baku makanan dan minuman. Ada minyak kelapa sawit kakao, biji kopi, serta aneka bahan rempah.

Indonesia secara geografi sebagai tempat pertukaran budaya dan pusat perdagangan. Kekayaan kuliner beragam, yang beda dengan negara lainnya,” kata Warsito saat pembukaan di JI Expo, Jakarta, Rabu (4/9/2024).

Karena itu, lanjut dia, F1 Asia Indonesia menjadi tempat menarik untuk kolaborasi para pelaku industri makanan dan minuman (mamin) kawasan Asia. Terlebih, industri mamin dalam mendukung perkonomian dalam lima tahun terakhir mengalami kemajuan.

“Kondisi ekonomi lima tahun terakhir, perlu bangga dan apresiasi, pertumbuhan industri mamin 5.53 persen diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional pada TWII-2024, sebesar 4,63 persen. Begitupun industri mamin memberikan porsi 40,33 persen dari kontribusi manufaktur sebesar 17 persen.”

“Dari sisi permintaan bahwa Indonesia jadi pasar memiliki porsi 2/3 pasar mamin Asia. Begitupun penduduk 278 juta dan diperkirakan pada 2030 mendatang, kelas menengah naik sekitar 47 juta jiwa. Kelas menengah ini butuh kualitas dan kuantitas makanan terjamin,” ujarnya.

Tidak hanya itu, kata Warsito, bahwa penelitian McKinsey, kelompok menengah di Indonesia capai 90 juta jiwa dalam sepuluh tahun mendatang dengan rata-rata pertumbuhan permintaan 5% atau sekitar US $194 miliar pada 2030.

”Indonesia inginkan dalam lima tahun mendatang menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” katanya.

Menurut dia, pasca Covid-19 pertumbuhan industri mamin cukup luar biasa. Produk lokal mamin mengalami peningkatan dan juga diiringi kebutuhan global.

Indonesia mengingatkan produk alam dengan untuk memacu ekspor. ”Reputasi ingredient Indonesia juga tidak kalah pamor, seperti minyak sawit hingga rempah-rempah lada, kunyit, cengkeh dan sebagai dengan nilai ekspor US $459 juta, atau lima besar eksportir terbesar dunia.

Hanya saja, kata Warsito, untuk ekspor bidang rempah-rempah ini belum diiringi dengan ekspor olahan rempah yang masih berada di level 18 dunia atau sekitar US $260 juta dari pasar dunia US $22 miliar.

“Hilirisasi rempah lokal sangat menjanjikan dan Indonesia memiliki komponen rempah terpenting dunia.Kita dorong ekspor produk rempah ini, lebih bernilai tinggi atau penguatan hilirisasi,” ujar dia.

Dalam gelaran F1 Asia Indonesia ini, banyak peluang yang menjanjikan karena banyak pertemuan para pelaku industri global terutama Asia.

Dalam F1 Asia Indonesia ini tercatat 700 exhibitor serta perkirakan pengunjung sekitar 280 ribu orang. “Kolaborasi diharapkan dapat membantu mendorong industri mamin tanah air,” kata Warsito, mengakhiri. []

Exit mobile version