octa vaganza

Festival Teluk Jailolo, Cerminan Kultural 4 Kerajaan

Sejauh ini, atraksi budaya masih menjadi magnet utama penarik wisatawan. Wisman datang ke Indonesia karena budaya (60%), 35% sisanya karena alam dan 5%, meeting, incentive, conference, exhibition (MICE), wisata olahraga, dan hiburan.

NAMANYA rada eksotik. Khas bernuansa Indonesia bagian timur. Diambil dari nama geografis, memang: Teluk Jailolo. Hajatan itu bermula sebagai kearifan lokal. Setiap daerah/suku sharing khazanah budayanya masing-masing, termasuk kuliner. Oleh pemerintah daerah, benih bagus itu dipupuk dan ditumbuhkembangkan menjadi ritual regular. Jadilah ia acara tahunan daerah, yang selanjutnya masuk ke dalam kalender nasional.

Festival Teluk Jailolo (FTJ) biasanya berlangsung pekan terakhir Juni. Tahun lalu, agenda pariwisata tahunan yang ke-11 Pemkab Halmahera Barat, Maluku Utara, dihelat 24-29 Juni 2019. Festival ini masuk sebagai salah satu dari 100 kegiatan pariwisata nasional Kementerian Pariwisata, 100 Wonderful Event dan menjadi daftar Calender of Event (CoE)  Kemenpar. Gema acara lokal ini cukup terdengar samai di kejauhan wilayah barat Tanah Air.

Pelaksanaan FTJ yang sudah-sudah diapresiasi wisatawan mancanegara. Tahun lalu, misalnya, hadir para fotografer wisata dari 11 negara. Gelar budaya ke-11 yang diselenggarakan Pemkab Halmahera Barat bersama Kementerian Pariwisata tahun lalu itu mengusung tema utama “Pesona Budaya Kepulauan Rempah”. Rangkaian acara selama enam hari untuk menyambut para wisatawan terdiri dari  Lomba Dayung, Fun DiveFun FishingFun Trip Mariporoco, Pesta Tani, Ekspedisi Talaga Rano, Ritual Orom Sasadu, Ritual Sigofi  Ngolo.

Aktivitas FTJ 2019 dipusatkan di sejumlah lokasi wisata, seperti di Desa Wisata Gamtala, Desa Wisata Guaeria, Desa wisata Bobanehena. Di tempat-tempat tersebut, wisatawan diajak bertualang menyusuri mangrove; melihat pengolahan sagu; wisata kuliner; belajar tentang cengkeh, pala dan kelapa. Wisata di desa ini dapat dilanjutkan dengan wisata tracking dan menikmati kuliner ala petani kebun rempah-rempah di atas Gunung Jailolo sambil menikmati pemandangan Teluk Jailolo.

Ritual Sigofi Ngolo merupakan upacara tradisi bersih laut dan tabur bunga. Ritus tradisional ini semacam kula nuhun, memohon izin kepada leluhur untuk kelancaran acara oleh masyarakat dengan berziarah ke Pulau Babua. Sementara Teater Kuliner 7 Suku Asli berlangsung di Desa Idamdehe Gamsungi yang menawarkan edukasi wisata kuliner dengan menampilkan penganan dan makanan khas Halmahera Barat. Kegiatan ini disertai dengan deskripsi dan live cooking oleh masyarakat lokal.

Di sini juga akan disuguhkan trip Fun Diving, Fun Trip Mariporoco Kahatola, Ekspedisi Talaga Rano, dan Ekspedisi Burung Bidadari. Kegiatan ini akan memberikan pengalaman terbaik dan tentunya kenangan yang tak terlupakan pagi para peserta. Sementara pesta tani menampilkan hasil alam potensi pertanian Halmahera Barat dengan budaya bercocok tanam dan pesta panen padi ladang.

Paket item sajian lainnya adalah Teater Kuliner 7 Suku Asli Halmahera Barat. Yakni suku Gorap, suku Sahu, suku Jailolo, suku Motiloa, suku Wayoli, suku Loloda, dan suku Tabaru), Lokasinya dipilihkan khusus di kawasan kebun rempah obyek wisata Desa Idamdehe. Menu goyang lidah yang ditampilkan berupa makanan dan minuman sangat khas dan rasanya juga spesifik. Antara lain ayam bakar dalam bambu, pisang santan, air guraka, yang kesemuanya sangat sulit ditemukan di daerah lain.

Sajian kaegiatan lainnya Jelajah Halmahera Barat, Ekspedisi Talaga Rano, dan Ekspedisi Burung Bidadari. Ada pula pesta tani, pranata adat dan perdamaian, perlombaan tarian tradisional, musik Yanger, akustik kebangsaan, dayung, panjat pinang, serta lomba gerak jalan kreasi kebangsaan

Pelaksanaan FTJ cukup diapresiasi berbagai pihak. sampaikan oleh wisatawan mancanegara. Bupati Halmahera Barat, Danny Missy, tak lpa menyebut bahwa helat tahunan itu antara lain dihadiri para fotografer wisata dari 11 negara. Pemkab Halmahera Barat optimistis, melalui penyelenggaraan FTJ, jumlah kunjangan wisatawan ke wilayah Halmahera Barat dapat meningkat dari waktu ke waktu. Tahun 2018 lalu tercatat 250.000 pengunjung, wislok dan wisman.

Bila ingin menghadiri Festival Teluk Jailolo, aksesnya cukup mudah. Bisa menggunakan pesawat terbang yang menuju Bandara Sultan Baabulah, Ternate dan menggunakan kapal laut yang menuju Ternate. Dari Ternate menuju Jailolo, dapat menggunakan kapal cepat atau kapal kayu. “Perjalanannya cukup singkat, sekitar satu jam sudah sampai di Jailolo.

Lokasi Festival Teluk Jailolo tidak terlalu jauh dari dermaga. Terdapat penginapan di Teluk Jailolo, seperti hotel bintang satu dan homestay. Tarifnya cukup murah, hanya sekitar Rp200 ribu sampai Rp300 ribu. Jailolo juga memiliki hotel-hotel seperti d’Hoek, Hotel Camar, dan Hotel Nusantara Indah dengan fasilitas bintang satu. Hotel-hotel tersebut menyediakan sekitar 55 kamar.Di antara tujuan penting kegiatan Festival Teluk Jailolo (FJT) yang diawali acara ritual Sigofi Ngolo itu adalah mendorong dinamika perekonomian masyarakat. “Untuk menumbuhkan dan mengembangakan aktivitas ekonomi masyarakat melalui sektor pariwisata untuk memperkuat kapasitas ekonomi daerah,” ujar Bupati Halmahera Barat, Danny Missy.

Pergelaran seni Budaya Moloku Kie Raha nanti menyajikan kuliner tradisional dan panggung seni budaya. Pengunjung juga akan diajak wisata petualangan dengan menjelajahi desa-desa di Halbar. Sambil belajar lebih banyak tentang rempah-rempah, bumbu tradisional kebanggaan Indonesia. Pergelaran seni budaya Moloku Kie Raha ini istimewa karena budaya keempat kerajaan besar di Maluku Utara, yaitu Jailolo, Bacan, Ternate dan Tidore diintegrasikan dalam ikatan persaudaraan berdasarkan falsafah Moloku Kie Raha.

Kegiatan FTJ biasanya ditutup dengan pertunjukan teater musikal dengan panggung di atas air Sasadu on the Sea. Atraksi ini merupakan ikon FFTJ dan hiburan rakyat yang kerap diisi oleh artis-artis Ibu Kota. Penyanyi yang baru saja meninggal, Glenn Fredly, tahun lalu tampil di  FTJ ini membawakan beberapa tembang manis.

Sejauh ini atraksi memang budaya masih menjadi magnet terbesar untuk menarik wisatawan. Data yang ada, 60% wisatawan datang ke Indonesia karena budaya. 35% sisanya karena alam dan 5% karena faktor buatan seperti meeting, incentive, conference, dan exhibition (MICE), wisata olahraga, serta hiburan. “Dari sisi atraksi, budaya kita jelas sangat kuat. Ini yang harus dikelola secara serius bersama-sama,” kata Menteri Pariwisata.●(dd)

Exit mobile version