TAK punya pengalaman di industri mobil, Vingroup, konglomerasi Vietnam berhasil membuat mobil nasional pertama di negara tersebut. Anak usaha Evergrande, raksasa properti Tiongkok, mengumumkan segera meluncurkan mobil listrik. Saudi Arabia juga memiliki merek mobil listrik “Ceer” yang dibuat di pabrikan Foxconn asal Taiwan.
Di era kendaraan listrik, kesempatan bagi pendatang baru terbuka. Arsitektur produk yang modular, bukan integral seperti di mobil konvensional, memungkinkan proses pembuatan/perakitan mobil listrik lebih sederhana. Keberhasilan Tesla mengomersialkan kendaraan listrik (nyatanya kendaraan listrik sudah diperkenalkan lebih dari 100 tahun lalu) menginspirasi kemunculan startup-startup baru pembuat electric vehicle (EV) di Amerika Serikat, beberapa negara Eropa, dan Tiongkok.
Di tanah air, GOTO-TOBA menawarkan motor listrik untuk ekosistem bisnis mereka. Motor listrik adalah solusi untuk menurunkan biaya operasional armada sekaligus meningkatkan nilai hijau perusahaan. INDY juga demikian, memilih motor listrik karena pasarnya sudah ada. Pilihan INDY untuk mengadakan bus listrik juga sesuai dengan kebutuhan Pemda menyediakan layanan transportasi publik yang lebih efisien dan bercitra ramah lingkungan.
Uang adalah salah satu bentuk kekuasaan sepanjang peradaban manusia. Dengan kemampuan modal, para non-produser ini dapat mewujudkan diri menjadi pembuat. Startup EV justru kebalikannya. Pendanaan mereka memang terbatas, tapi para pendirinya memiliki latar belakang teknologi dari industri otomotif, sehingga mampu mengintegrasikan desain-engineering-produksi. Kemampuan ini yang membuka kesempatan startup mereka memperoleh pendanaan.
Jika hanya mengandalkan kekuatan pendanaan lantas serba “buying” agar bisa membuat, justifikasi yang dihasilkannya berjangka pendek. Peluang permintaan kendaraan listrik di pasar domestik hampir mustahil jika dilakukan dengan skema desain-engineering-produksi. Lebih baik langsung mencari mitra strategis, meski strategi ini belum tentu menjamin kelangsungan bisnis.
Membuat produk teknologi seperti kendaraan listrik tidak hanya ditentukan oleh kesuksesan satu produk di awal. Butuh konsistensi menciptakan produk-produk unggul berikutnya. Konsistensi didapat antaranya dari kemampuan R&D. Secara empirik, mereka yang konsisten berinovasi adalah yang selalu menyisihkan hasil penjualannya untuk kegiatan R&D. Tentunya ini tidak murah dan penuh ketidakpastian.
Untuk menjadi pembuat, kemampuan melihat peluang pasar saja tidaklah cukup. Kekuatan uang juga bukan segalanya. Perlu tempaan lama sebagai pemusik dalam bermain, mencipta, dan mengomposisi musik.●