hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Fasyen Muslim Indonesia Harus Kuasai Pasar Global

Jakarta (Peluang) : Indonesia berada pada posisi ke 13 eksportir pakaian muslim dunia dengan pangsa pasar berkisar 1,8 persen, masih kalah dari  negara Vietnam dan Dubai.  

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, keragaman budaya, kearifan lokal, serta sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia tidak hanya mampu menginspirasi dunia. Tetapi juga dapat menguasai pasar global, salah satunya di sektor fesyen muslim Indonesia.

“Keunggulan  yang dimiliki menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia pada 2024. Apalagi potensi pasar global masih besar,” kata Zulkifli  dalam agenda Indonesia Muslim Fashion From Local Wisdom for Global Inspiration di Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Berdasarkan  data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor fashion Indonesia  pada semester I tahun 2022 tercatat sebesar USD 2,85 miliar atau naik 39,86 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai USD 2,08 miliar. Tahun 2021, eskpor fashion muslim Indonesia tercatat sebesar USD 4,68 miliar atau naik 12,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, Indonesia masih berada dibawah di posisi ke 13 eksportir pakaian muslim, dengan pangsa pasar 1,8 persen.

Menurut Mendag, terdapat peningkatan ekspor pakaian muslim Indonesia ke sejumlah negara pada semester I-2022 sebesar 2,85 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Namun ia menilai masih banyak peluang eskpor fashion muslim yang belum dibidik masih besar.   

“Ekspor pakaian muslim semester I 2022 sebesar  2,85 miliar dolas AS, memang naik 39,86 persen dari semester I tahun lalu. Kita bisa berada di posisi 13 eksportir pakaian muslim dunia,” katanya.  

Dengan posisi Indonesia saat ini, kontribusi ekspor pakaian muslim Indonesia terhadap total ekspor dunia hanya 1,86 persen. Menurut Zulkifli, Indonesia masih kalah dari negara Dubai  dan Vietnam yang lebih besar dalam bisnis ekspor pakaian muslim.

“Ini tidak masuk akal, kita harus merebut pasar fasyen muslim global itu karena potensinya masih besar,” ujarnya.

Zulkifli menegaskan, pemerintah sudah membuka jalan untuk mempermudah ekspor produk Indonesia lewat perjanjian dagang bilateral maupun multilateral. Seperti ekspor ke pasar Korea dan Jepang, itu sudah mudah karena tidak lagi diwajibkan bea masuk.

Sedangkan untuk pasar Timur Tengah, Asia Tengah dan Eropa Timur, Indonesia sudah menekan  perjanjian dengan Uni Emirat Arab melalui IUAE-CEPA, yang dapat menjadi pintu masuk bagi produk Indonesia.  Hanya saja perjanjian ini menurut mantan menteri kehutanan, masih menunggu proses ratifikasi dari parlemen.  

“Populasi muslim dunia naik terus naik, hampir 30 persen dari seluruh penduduk dunia. Ini pasarnya besar.Kementerian mendukung Indonesia jadi kiblat fasyen muslim dunia,” pungkasnya. (s1).     

pasang iklan di sini