octa vaganza
Ragam  

FAO Imbau Masyarakat Dunia Tidak Lagi Membuang Makanan Secara Percuma

JAKARTA—Badan Pangan Dunia, Food and Agriculture Organization (FAO) menyerukan masyarakat dunia untuk makan habis atau tidak lagi membuang makanan sisa secara percuma. Sebab perilaku itu kalau bertumpuk akan  berdampak pada linkungan hidup.

Kepala Perwakilan FAO di Indonesia Rajendra Aryal saat Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia 2021 mengatakan, cara memproduksi, mengonsumsi, dan, sayangnya, membuang makanan menimbulkan banyak korban di Bumi.

“Perilaku ini memberikan tekanan yang tidak perlu pada sumber daya alam, lingkungan, dan iklim, ” tujar Rajendra dalam  puncak peringatan Hari Pangan Sedunia 2021 yang digelar secara daring, Senin (25/10/21). 

Dijelaskannya, setiap warga dunia harus memahami bahwa perlakuan mereka terhadap makanan mempengaruhi sistem pangan. Transformasi global hanya bisa terjadi jika dimulai dari individu. 

Rajendra menyampaikan butuh tindakan kolektif dan bersama untuk mengubah sistem pertanian pangan kita.

“FAO bekerja keras bersama-sama pemerintah Indonesia untuk melakukan transformasi sistem pangan di Indonesia,” ucap dia.

Pada satu  sisi beberapa bagian dunia, perubahan iklim menyebabkan hasil panen dan produktivitas ternak yang lebih rendah, penurunan dalam perikanan, kehutanan, dan perubahan komposisi kandungan gizi pada bahan makanan pokok, dengan adanya penurunan protein, mineral dan vitamin.

Sementara jutaan orang kelaparan, sejumlah besar makanan hilang setiap hari, baik rusak selama produksi atau dalam pengangkutan atau dibuang ke tempat sampah rumah tangga, pengecer atau restoran. Membuang-buang makanan juga membuang-buang sumber daya berharga yang digunakan untuk memproduksinya. 

Dengan populasi yang terus bertambah, penduduk dunia diperkirakan mencapai 10 miliar pada 2050. Dia menyatakan dengan populasi sebesar itu  perlu upaya berkelanjutan  menyediakan makanan bagi penduduk dunia dan memelihara planet ini.

“Ini bukan hanya tentang menanggapi keadaan darurat, ini tentang membangun ketahanan jangka panjang dan mengubah cara kita memproduksi dan mengonsumsi makanan,” pungkas Rajendra.

Sebagai catatan beberapa waktu lalu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ KepalaBappenas  Suharso Monoarfa menuturkan limbah makanan yang terbuang atau food loss and waste di Indonesia pada 2000-2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun atau setara 115-184 kilogram/kapita/tahun.

Food loss and waste tersebut juga berdampak pada ekonomi senilai Rp213 hingga Rp551 triliun  per tahun atau setara dengan 4-5 persen PDB Indonesia. 

Exit mobile version