Peluang News, Jakarta – Ekonom Faisal Basri memperkirakan utang Indonesia akan meningkat menjadi Rp 16.000 triliun jika Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka menjadi presiden dan wakil presiden.
Menurut Faisal, utang Indonesia saat ini sudah menembus sekitar Rp 8.000 triliun. Ini terjadi karena Presiden Joko Widodo membangun banyak hal tanpa mau kerja keras meningkatkan pendapatan.
Indonesia ketergantungan dengan utang, di mana akhir 2024 diperkirakan bakal bertambah Rp 700 triliun pinjaman baru. Masyarakat, kata dia, terutama generasi Z, menjadi pihak yang menderita.
“Utang Indonesia bisa bengkak ke Rp 16 kuadriliun jika Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menang di Pilpres 2024,” ujar Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dalam Political Economic Outlook 2024 di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (13/1/2024).
Menurut dia, kalau kebijakan Jokowi dilanjutkan Prabowo-Gibran, bisa Rp 16 kuadriliun utang Indonesia. Pemerintah Jokowi lima tahun ini tidak kerja keras untuk menambah pendapatan.
Pemerintah terkesan meremehkan menarik utang baru. Negara tidak berpikir karena yang membayar utang bukanlah mereka para pejabat. Namun, generasi muda yang harus menanggung kerusakan di Indonesia.
“Yang bayar (utang) bukan mereka, utangnya 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun, yang bayar adik-adik kita. Jadi, nyata-nyata yang dilupakan, rezim Jokowi mewariskan beban amat berat buat generasi muda,” kata Faisal Basri.
Dia meminta terutama generasi Z jangan diam. Sebab ulah generasi sekarang akan dibebankan ke gen Z.
Sementara itu, Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah sebesar Rp 8.041,01 triliun per akhir November 2023, menjadi rekor tertinggi hingga kini.
Berdasarkan buku APBN KiTa edisi Desember 2023, rasio utang tercatat 38,11% terhadap produk domestik bruto (PDB). Rasio ini masih di bawah batas maksimal yang diatur UU Keuangan Negara yaitu 60% terhadap PDB. (Yth)