hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Faisal Basri Kritik Alasan Investasi dari UU Cipta Kerja

JAKARTA—-Ekonom Faisal Basri mengkrtisi UU Cipta Kerja yang disahkan  Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada Senin 5 Oktober 2020.  Ekonom senior INDEF dan FEB Universitas Indonesia  ini mempertanyakan alasan keberadaan UU yang diinisiasi oleh pemerintah ini memunculkan investasi baru dan menciptakan lapangan kerja untuk kaum muda di Indonesia di masa depan.

Menurut Faisal  tidak ada masalah mendasar soal kondisi investasi Indonesia, sekalipun juga tidak spektakuler. Pertumbuhan Indonesia lebih tinggi dari Tiongkok, Malaysia, Thailand, Brazil, Afrika Selatan.

“Indonesia telah mencapai rekor dalam sejarah dengan angka 34 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).  Sebelumnya tidak pernah di atas 30 persen. Indonesia  hampir sama dengan India, hanya di bawah Vietnam,” ujar Faisal dalam akun Youtube Najwa Shihab yang diunggah pada Rabu 7 Oktober 2020 

Hanya saja, catat Faisal  investasi  Indonesia ibarat makanan bergizi tetapi tidak membuat perut kenyang.  Hal itu karena banyak cacing di perut itu namanya korupsi, yang membuat investor di luar negeri maupun dalam negeri sakit kepala.

“Masalah kedua ialah birokrasi pemerintah yang tidak efisien. Sementara  ketenagakerjaan nomor 11. Jadi ayo kita selesaikan korupsi, perencanaan yang tidak benar, membangun yang sembrono,” terang dia.

Jika UU Cipta Kerja dipakai untuk meningkatkan investasi dan membuat lapangan kerja maka tidak efektif. Investor dari Korea sebelum ada pandemi dan UU Omnibus Law akan datang.

“Sekarang Pak Luhut menarik investor dari Tiongkok. Padahal buat pabrik tanpa omnibus law tidak masalah,” pungkas Faisal.

pasang iklan di sini