hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Evolusi UMKM, Pelaku Ekonomi Kreatif Harus Ciptakan Future SMEs

Jakarta (Peluang) :  Evolusi UMKM bukan hanya skala usaha, tapi juga kualitas produknya harus berbasis teknologi dan inovasi.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki mengajak usaha mikro kecil menengah (UMKM), terutama pelaku ekonomi kreatif termasuk yang tergabung dalam Indonesia Creative Cities Network (ICCN) untuk melakukan evolusi UMKM dengan menciptakan future SMEs.

“Evolusi UMKM sangat diperlukan mengingat perannya sebagai penopang ekonomi nasional,” kata Teten saat menyampaikan keynote speechnya dalam penyelenggaraan Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2022 di Kendari secara daring, Senin (12/12/2022).

Menurut Teten, jumlah UMKM sangat besar di Indonesia, namun produktivitasnya masih kurang optimal dan daya saing produknya juga relatif rendah. Sehingga perlu dilakukan evolusi bersama.

“Sudah banyak evolusi UMKM dilakukan di berbagai negara lewat peran universitas dan anak-anak muda. Evolusi bukan hanya skala usahanya, tetapi juga evolusi kualitas produknya menjadi produk unggul berbasis teknologi dan inovasi,” kata Teten.

MenKopUKM mengapresiasi semangat para anggota ICCN dan menyambut baik ajang ICCF 2022 sekaligus berharap, akan lahir beragam kolaborasi yang turut berdampak baik bagi tumbuhnya UMKM kreatif unggul Indonesia. 

Teten juga mengapresiasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya Dinas Pariwisata Sultra yang telah mendukung penuh kegiatan ICCF 2022. Di mana tahun 2021, Teten telah menekankan perihal krusialnya mempersiapkan UMKM masa depan, future SME yang berbasis kreativitas dan teknologi.

Seperti saat ini Korea Selatan (Korsel) yang ditopang oleh ekonomi kreatif (ekraf). Menyakini bahwa ekraf turut menjadi fondasi perekonomian di masa yang akan datang. Korsel hadir dengan K-Pop dan K-Drama yang kini tampil justru hampir melampaui negara tetangganya yaitu Jepang.

“Korsel dari nation brandingnya Dynamic Korea menjadi Creative Korea, terbukti berbagai merek dan produk mereka masuk pasar global dan menjadi kekuatan ekonomi Asia,” ujarnya.

Ditegaskan Teten, hari ini di penghujung pandemi, narasi tersebut semakin menguat, tidak lepas dari potensi ekonomi digital Indonesia yang diproyeksi mencapai nilai Rp5.600 triliun di tahun 2030, atau tumbuh 5 kali lipat dari 2021 yang senilai Rp1.042 triliun.

“Saya percaya, melalui kreativitas, khususnya rekan-rekan ICCN ini, potensi ekonomi digital Indonesia harus dapat dioptimalkan sepenuhnya oleh masyarakat khususnya UMKM,” ucap Teten.

MenKopUKM saat mengunjungi Buton Tengah, telah memetakan potensi Sultra yang sangat menjanjikan. Salah satunya potensi laut baik dari sisi komoditas, hingga potensi pariwisata dan pengembangan produk kreatif.

Daya tarik wisata alam perlu dikonservasi untuk memastikan keberlanjutannya, sehingga sinergi lintas stakeholder sangat penting untuk dilakukan dalam hal pemanfaatan wisata bahari. 

“Banyak gua-gua di bawah laut yang belum tergarap dengan baik oleh Sultra, sehingga potensi wisata alamnya perlu dikonservasi, dengan melakukan kerja sama tingkat stakeholder,” katanya

Teten juga telah mendapatkan laporan terkait inisiatif bersama Pemda Sultra dengan Smesco di tahun 2023. 

Di mana Smesco saat ini menjadi sayap dagang dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) , selaras dengan semangat mendorong produk unggul UMKM Indonesia Timur mendapat pembiayaan dan tampil mendunia.

Teten menyambut gelaran ICCF yang  diwarnai dengan selebrasi kolosal Molulo Nusantara, menyertakan partisipasi 50.000 masyarakat Kendari. 

Kegiatan ini menurutnya, menjadi contoh nyata, bagaimana komunitas kreatif dapat memicu civil society movement. Menghadirkan solusi atas permasalahan urban, dan berdampak positif secara ekonomi ke masyarakat luas. 

“Saya berharap inisiatif Molulo Nusantara menjadi inspirasi dan oleh-oleh paling berharga untuk jejaring kreatif yang telah hadir dari seluruh belahan Indonesia. Saya percaya, cuma soal waktu Kendari bisa menjadi salah satu kiblat kreativitas di wilayah Indonesia Timur,” tegasnya.

Teten berharap pula, agar ICCN senantiasa mencetak figur-figur kreatif level nasional yang selalu haus dalam menciptakan perubahan positif bagi Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum ICCN Fiki Satari mengatakan, ICCN hadir sebagai organisasi yang menjaring berbagai komunitas untuk mengembangkan ekonomi kreatif, serta diskusi pengembangan daerah. Untuk itu, pihaknya tetap optimistis, ICCN kan terus bertumbuh dan bermanfaat bagi pengembangan UMKM kreatif di daerah-daerah.

“Kita sudah berada di jalur yang tepat. Kalau banyak yang menilai kurang merangkul mereka tidak tahu bagaimana proses yang dijalani menggandeng beragam lintas industri kretaif yang di kota-kota di Indonesia,” ujar Fiki.

Hal yang dipikirkan ke depan kata Fiki, ICCN fokus menghadirkan jejaring untuk saling mendukung, menjaga, dan mengakuisisi berbagai lokomotif kepentingan. Mulai dari tokoh, komunitas, dan Pemerintah agar mampu mewujudkan ekonomi kreatif yang mapan dan mandiri secara ekonomi.

KemenKopUKM juga sudah membangun governance yang baik, serta memiliki pengelolaan data jejaring atau dashboard yang mumpuni. 

“Terutama dalam mengawal regulasi ekraf, kami juga ditunjuk menjadi leading project terkait IP Financing atau pembiayaan berbasis hak kekayaan intelektual oleh Kemenparekraf,” tandas Fiki.

pasang iklan di sini