Site icon Peluang News

Evergrande Grup Cina Menuju Bangkrut

PARA investor mengaku cemas usai Evergrande Group terlilit utang raksasa. Perusahan pengembang itu sedang berada di bawah tekanan luar biasa dan kemungkinan tidak dapat memenuhi pembayaran alias default. Evergrande diduga telah melakukan dua dosa besar kepada investornya. Pertama, mereka terlalu banyak meminjam uang. Kedua, tata kelola perusahaan ditengarai sedemikian buruk.

Berdasarkan penjualan, China Evergrande adalah perusahaan properti terbesar kedua di Cina. Evergrande memiliki lebih dari 1.300 proyek real estat di lebih dari 280 kota di Cina. Menurut data Refinitiv Eikon, Evergrande memiliki enam obligasi yang jatuh tempo tahun depan dan 10 obligasi jatuh tempo pada 2023, dari total 24 obligasi yang telah diterbitkan. Jika tidak diselesaikan, potensial bisa menyeret negara-negara Asia lain, terutama Indonesia!

Saat ini, Hui Ka Yan atau Xu Jiayin merupakan pemilik mayoritas saham Evergrande Group, dengan kepemilikan sahamnya mencapai 9,3 miliar saham atau 70,72% dari total saham. Pria berusia 62 tahun tersebut juga jadi Chairman of the Board of Directors sekaligus Direktur Eksekutif Evergrande Group. Per Rabu (15/9), total kekayaan Hui Ka Yan US$11,5 miliar/Rp164 triliun (kurs Rp 14.300.

Evergrande didirikan oleh pebisnis Hui Ka Yan, dulunya perusahaan ini bernama Hengda Group, didirikan tahun 1996 di Guangzhou, China selatan. Evergrande meluas secara agresif untuk menjadi perusahaan terbesar Cina dengan meminjam lebih dari US$300 miliar. Masalah Evergrande ini serius karena pertama banyak orang membeli properti dari Evergrande bahkan sebelum pekerjaan pembangunan dimulai. Evergrande dilaporkan berhutang uang kepada sekitar 171 bank lokal dan 121 firma finansial.●

Exit mobile version