ELEKTRONIFIKASI jalan tol segera diberlakukan. Mau tak mau, ini akan menyebabkan para petugas gardu kehilangan job. Pekerjaanmereka akan digantikan oleh ketangkasan mesin-mesin kecil yang serba otomatis dan tak kenal istirahat. Dihitung cepat, sedikitnya sekitar 1.300 pekerja bakal terkena dampak. Itu artinya, sejumlah pekerja potensial terancam PHK.
Mereka ini termasuk karyawan dari sejumlah anak perusahaan Jasa Marga (Persero) Tbk, seperti PT Jasa Layanan Operasi dan PT Jalan Tol Lingkar Luar. Perkiraan sementara, 1.300 pekerja. Mereka, kata Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum PT Jasa Marga Kushartanto Koeswiranto, diarahkan untuk alih profesi. PT Jasa Marga menyebut tidak akan melakukan PHK terhadap para karyawannya yang bertugas di gardu tol.
Dari sekitar 1.300 orang itu, setidaknya 500 orang di antaranya memilih karier berwiraswasta. Sisanya diprediksi tetap bekerja di Jasa Marga, namun berpindah ke divisi lain. “Komitmen kita kan enggak ada PHK,” tutur Kushartanto. Rencana alih profesi ini telah disosialisasikan rencana alih profesi tersebut kepada para karyawannya. Ketua Umum Serikat Karyawan Jasa Marga (SKJM), Muhammad Kusnadi, juga membenarkan bahwa tidak ada PHK.
Pihak Jasa Marga telah membuat sistem internal yang dinilai memudahkan para karyawan untuk memilih karier selanjutnya.“Kalau memilih A-Life 1, berarti [dipindahkan] ke induk, cabang, atau posisi-posisi yang ada. Apabila mau berwiraswasta, perusahaan juga menyediakan paketnya. Artinya, karyawan mengambil program pensiun dini,” ungkap Kushartanto.
Pekerja di sektor yang terkait dengan jasa layanan jalan tol, peluang ada di tol-tol Pada 2017 ini ada 6 ruas tol baru dibuka. Sesuai program CSR [corporate social responsibility], Jasa Marga bersinergi dengan Kementerian Tenaga Kerja untuk menyediakan solusi. Salah satunya dengan memberikan pembekalan.