hayed consulting
hayed consulting
lpdb koperasi

Ekspor Sabun UMKM Indonesia ke Taiwan Tumbuh 40 Persen

Foto; Dok. Kemendag

PeluangNews, Jakarta – Kementerian Perdagangan melalui Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) terus memperkuat upaya perluasan akses pasar global bagi produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia, termasuk di Taiwan. Salah satu capaian konkret dari langkah tersebut terlihat pada meningkatnya permintaan sabun batangan produksi UMKM Indonesia di pasar setempat.

Salah satu importir Taiwan, Tan Lay Enterprise Co. Ltd., tercatat telah memesan sebanyak 1,5 juta sabun batang asal Indonesia dengan nilai transaksi mencapai lebih dari USD 300 ribu atau setara Rp5 miliar hingga akhir 2025. Nilai pembelian ini meningkat sekitar 30 hingga 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menandakan kepercayaan pasar Taiwan terhadap produk UMKM Indonesia yang terus menguat.

Untuk memastikan keberlanjutan penetrasi produk lokal Indonesia di Taiwan, KDEI Taipei melakukan kunjungan langsung ke Tan Lay Enterprise Co. Ltd. pada 12 November 2025 di Taipei, Taiwan. Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari pengawalan dan penguatan kerja sama dagang antara pelaku usaha kedua negara.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala KDEI Taipei, Arif Sulistiyo, menegaskan bahwa pembelian yang berkelanjutan dan terus bertumbuh dari Tan Lay Enterprise Co. Ltd. merupakan bukti nyata kemampuan UMKM Indonesia dalam menjaga komitmen serta konsistensi kualitas produk. Menurutnya, kepercayaan yang diberikan oleh importir dan konsumen Taiwan tidak terlepas dari standar mutu yang mampu dipertahankan oleh pelaku UMKM Indonesia.

“Terima kasih kepada Tan Lay Enterprise Co. Ltd. yang telah membeli dan memercayakan produk UMKM Indonesia dalam memenuhi kebutuhan Tan Lay. Semoga produk-produk UMKM Indonesia yang lain juga dapat menembus pasar Taiwan dan mengikuti langkah ini, berkelanjutan dan bertumbuh,” ujar Arif.

Sementara itu, Direktur Tan Lay Enterprise Co. Ltd., Long, menjelaskan bahwa transaksi sabun batangan tersebut merupakan hasil kerja sama yang terjalin antara perusahaannya dengan KDEI Taipei. Produk sabun asal Indonesia tersebut digunakan sebagai pelengkap dalam paket bingkisan dan suvenir yang dipasarkan oleh Tan Lay.

“Pada 2024, terjadi transaksi sebanyak 1 juta sabun batang asal Indonesia. Sabun ini digunakan sebagai pelengkap untuk produk hampers dan suvenir. Penggunaan sabun asal Indonesia meningkat menjadi 1,5 juta pada 2025 dengan nilai transaksi lebih dari USD 300 ribu,” ungkap Long.

Selain produk sabun, Long juga menyampaikan ketertarikan perusahaannya terhadap produk peralatan rumah tangga berbahan plastik dari Indonesia. Ketertarikan tersebut disambut positif oleh KDEI Taipei dan dinilai sebagai peluang strategis untuk memperluas kerja sama dagang ke sektor produk lainnya.

Arif menyebutkan, informasi tersebut menjadi masukan penting dalam pemetaan potensi pengembangan kerja sama lanjutan antara pelaku usaha Indonesia dan Taiwan, khususnya dalam mendorong diversifikasi produk UMKM yang berorientasi ekspor.

Dari sisi kinerja perdagangan, hubungan dagang Indonesia dan Taiwan menunjukkan tren positif. Pada periode Januari hingga Oktober 2025, total nilai perdagangan kedua negara mencapai USD 8,46 miliar. Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia ke Taiwan tercatat sebesar USD 4,71 miliar, sementara impor Indonesia dari Taiwan mencapai USD 3,75 miliar, sehingga Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD 955,80 juta.

Adapun pada tahun 2024, total perdagangan Indonesia–Taiwan mencapai USD 10,65 miliar. Ekspor Indonesia ke Taiwan tercatat sebesar USD 6,69 miliar dan impor dari Taiwan sebesar USD 3,97 miliar. Dengan capaian tersebut, Indonesia membukukan surplus perdagangan sebesar USD 2,72 miliar.

pasang iklan di sini
octa vaganza