JAKARTA— Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan nilai ekspor furniture Indonesia dalam berapa tahun terakhir ini menunjukan tren peningkatan positif. Pada 2016 nilai ekspor furnitur berkisar 1,60 miliar dolar AS dan pada 2017 meningkat menjadi 1,63 miliar dolar AS. Pada 2018 sudah mencapai 1,69 miliar dolar.
Berdasarkan tren ini Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan industri furnitur berpotensi menjadi sektor strategis dalam perekonomian nasional.
“Kemampuan industri manufaktur atau sektor padat karya berorientasi ekspor itu dipacu oleh beberapa hal. Di antaranya, disokong ketersediaan bahan baku, sumber daya manusia (SDM), desain kreatif,” ujar Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/3 /2019).
Untuk itu pemerintah akan memacu kinerja ekspor furnitur dengan mengerahkan potensi bahan baku yang dimiliki. Indonesia saat ini menjadi penghasil 80 persen bahan baku rotan dunia. Daerah potensial rotan di Indonesia tersebar di berbagai pulau, terutama di Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.
Selain rotan, sumber bahan baku kayu di Indonesia juga sangat besar dengan potensi hutan yang sangat luas hingga 120,6 juta hektare yang terdiri dari hutan produksi mencapai 12,8 juta hektare.
“Dengan potensi sumber daya alam tersebut, pemerintah berupaya mengoptimalisasi potensi industri furnitur nasional melalui beberapa kebijakan, seperti program bimbingan teknis produksi, pengembangan akses pasar, serta penyiapan SDM industri furnitur yang mumpuni, ” pungkas Airlangga.