hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Ekspor Baja Indonesia Tembus Amerika Serikat

Menperin dalam sambutannya pada acara Pelepasan Ekspor Produk Baja Lapis PT Tata Metal Lestari ke Amerika Serikat, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (18/7).
Menperin dalam sambutannya pada acara Pelepasan Ekspor Produk Baja Lapis PT Tata Metal Lestari ke Amerika Serikat, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (18/7).

PeluangNews, Jakarta — Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa industri baja nasional terus menunjukkan daya saing tinggi di tengah tekanan global dan kebijakan proteksionis negara maju. Salah satunya, ekspor baja Indonesia berhasil menembus pasar Amerika Serikat (AS) meskipun negara tersebut mengenakan tarif impor tinggi hingga 50 persen terhadap produk baja.

“Untuk meningkatkan daya saing, para pelaku industri nasional harus bisa lebih efisien dalam proses produksinya sehingga nilai tambah produk yang dihasilkan menjadi lebih tinggi,” ujar Menperin Agus saat melepas ekspor produk baja PT Tata Metal Lestari ke AS di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (18/7).

Menperin juga mengapresiasi langkah negosiasi pemerintah Indonesia, termasuk peran Presiden Prabowo Subianto yang dinilainya berhasil memperoleh perlakuan tarif lebih baik dari AS dibandingkan negara lain. “Ini menjadi modal penting bagi peningkatan daya saing industri nasional,” ucapnya.

Agus menyebut ekspor sebagai salah satu mesin utama penggerak ekonomi nasional saat ini. “Dari konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, investasi, dan net ekspor—saat ini ekspor yang masih melaju kencang,” tegasnya.

Ia menambahkan, kebijakan hilirisasi industri perlu dijalankan secara konsisten untuk menciptakan produk bernilai tambah tinggi, baik untuk ekspor maupun pasar domestik. “Sebesar 80 persen output industri manufaktur kita masih untuk pasar dalam negeri, dan ini juga harus kita jaga dari serbuan produk impor,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, PT Tata Metal Lestari mengekspor 10.000 ton baja lapis senilai USD12,6 juta ke AS. Sepanjang 2025, perusahaan ini menargetkan ekspor mencapai 69.000 ton—naik 133 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Wakil Presiden Operasional PT Tata Metal Lestari, Stephanus Koeswandi, menjelaskan bahwa ekspor ini mencakup tiga jenis produk BJLAS Nexalume, BJLS Nexium, dan BJLS Warna Nexcolor. “Produk-produk ini telah memenuhi standar kualitas internasional dan digunakan sebagai bahan konstruksi oleh roll-former di pasar AS,” tuturnya.

Stephanus menambahkan, ekspor berkontribusi 30–40 persen terhadap total penjualan perusahaan dan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi berbasis industri. “Kegiatan ekspor juga membuka lebih banyak lapangan kerja di sektor hilir,” ujarnya.

Direktur Utama PT Krakatau Steel, Akbar Djohan, menegaskan pentingnya kolaborasi hulu-hilir dalam memperkuat ekosistem baja nasional. “Krakatau Steel mendukung dengan pasokan baja lembaran dingin berkualitas tinggi. Ekspor ini tidak hanya memperluas pasar, tetapi juga meningkatkan utilitas pabrik dalam negeri,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa Krakatau Steel Group tengah memperluas pasar ekspor ke Eropa, termasuk Polandia dan beberapa negara lainnya. Menurutnya, strategi ini menjadi penopang penting untuk kinerja ekspor jangka panjang.

Menperin Agus menyimpulkan, capaian ekspor PT Tata Metal Lestari adalah bukti nyata bahwa industri Indonesia belum mengalami deindustrialisasi. “Aktivitas industri masih kuat, bahkan pelaku industri kita mampu menembus pasar global. Ini harus menjadi inspirasi bagi industri lain,” tandasnya.

pasang iklan di sini