
Peluangnews, Jakarta – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) terus berupaya untuk mencetak wirausaha kriya dan wastra melalui Panggung Cerita Nusantara bersama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan OASE.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, Panggung Cerita Nusantara ini merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan ekosistem rantai pasok UMKM dari hulu ke hilir.
Selain itu, Panggung Cerita Nusantara yang rencananya akan digelar pada Selasa (28/11/2023) besok ini dinilai dapat menjadi momentum bagi para pelaku UMKM untuk memanfaatkan Rumah Produksi Bersama (RPB) atau Factory Sharing untuk memproduksi wastra dan kriya melalui dukungan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster.
“Acara ini akan menampilkan ide-ide brilian, inklusivitas dalam keragaman, daya saing ekosistem lokal, karya seni rupa, kerajinan tangan, tekstil, dan juga inovasi digital, setelah melalui perjalanan panjang dari tanah Indonesia hingga panggung internasional,” kata Menteri Teten dalam keterangannya, Senin (27/11/2023).
“Dalam panggung Cerita Nusantara, kita mengapresiasi setinggi-tingginya setiap ekosistem kriya dan wastra yang telah bersinar, berjejaring, dan berhasil lebih jauh membawa karya terbaik dan kisah memukau dari Nusantara,” sambungnya.
Menurut Menteri Teten, kegiatan seperti ini sangat diperlukan untuk mengoptimalkan berjalannya konsep rumah produksi bersama yang hadir untuk para pelaku UMKM.
“Pada awalnya rumah produksi bersama dihadirkan untuk membuat produksi lebih mudah dalam skala massal dan menciptakan standar yang tinggi, kemudian ketika sudah berjalan lebih dari satu semester, terlihat ada dampak-dampak positif lain setelah rumah produksi bersama hadir,” ujarnya.
Selain untuk meningkatkan kinerja UMKM, Rumah Produksi Bersama yang secara nasional ditargetkan akan mencapai 18 titik hingga 2024 ini juga diharapkan mampu mendorong praktik UMKM Hijau.
Dari beberapa RPB yang diinisiasi oleh KemenKopUKM, terdapat RPB Kulit Garut yang berlokasi di Jawa Barat. Pembangunan RPB tersebut menjadi salah satu upaya untuk memperkuat hilirisasi produk fesyen berbasis kulit domba.
Untuk itu, KemenKopUKM akan bekerja sama dengan sejumlah pihak dan stakeholders agar SDM di Jawa Barat dapat semakin berkembang ke depannya.
“Saya bersama desainer Poppy Dharsono dan Bupati Garut akan mengembangkan hilirisasi produk kulit asli Garut, agar kualitas produknya jauh lebih baik,” ucap Menteri Teten.
Selain RPB Garut, KemenKopUKM juga tengah membangun RPB Bambu di Manggarai Barat, Labuan Bajo sebagai hub penghasil bambu. Bambu-bambu yang ada nantinya akan dipilah dan dimanfaatkan untuk berbagai produk seperti kemasan pengganti plastik, furnitur, bahan bangunan untuk rumah, hotel, restoran, dan sepeda bambu.
Tak hanya itu, RPB juga dibangun di Sukoharjo, Jawa Tengah yang sebagian besar warganya mengandalkan pembuatan kerajinan rotan sebagai mata pencaharian utama. RPB ini menjadi upaya untuk mengatasi beragam permasalahan UMKM perajin rotan, seperti masalah bahan baku furniture dan kerajinan, sekaligus menguatkan UMKM dari sisi hulu, produk, pemasaran, dan kelembagaan.
Pengembangan RPB didukung dengan kemudahan dalam mengakses pembiayaan yang dapat diterapkan oleh sebuah ekosistem bisnis yakni melalui KUR Klaster. Pelaku UMKM yang tergabung dalam ekosistem atau klaster memiliki manfaat kolektif untuk mengakses pembiayaan dan akses pasar untuk meningkatkan skala ekonomi.
Hingga April 2023, jumlah KUR Klaster Berbasis Rantai Pasok yang telah terealisasi yakni sebesar Rp538,7 miliar kepada 50 Klaster dengan anggota klaster sebanyak 5.310 UMKM oleh 9 Penyalur KUR.
Secara total ekspektasi yang akan ikut dalam penyerahan KUR Klaster Berbasis Rantai Pasok sebesar Rp1,34 triliun yakni 117 klaster dengan anggota klaster sebanyak 15.776 UMKM.
“Untuk itu, upaya-upaya terobosan, termasuk melalui program KUR Klaster Berbasis Rantai Pasok penting dijalankan sebagai bagian dari upaya meningkatkan akses penyaluran kredit bagi pelaku ekonomi kerakyatan,” tutur Menteri Teten.