BANYUWANGI—Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi selama 2019 mencapai 5,86 persen atau paling tinggi antara wilayah eks Keresidenan Besuki dan Lumajang. bAngka ini juga di atas pertumbuhan ekonomi nasional.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember Hestu Wibowo, mengatakan, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi pada 2019 meningkat dibanding 2018 sebesar 5,84 persen.
“Pertumbuhan ekonomi Banyuwangi ini paling bagus dibandingkan kabupaten-kabupaten lain di wilayah ini. Inflasi Banyuwangi juga terkendali di level 2,32 persen pada 2019,” ujar Hestu, Selasa (28/1/20).
Lanjut Hestu peningkatan pertumbuhan Banyuwangi tersebut ditopang oleh terjaganya konsumsi masyarakat. Selain itu juga didorong kinerja sektor utama, seperti sektor pertanian, perdagangan, dan industri, turut mengalami peningkatan di tengah terjaganya konsumsi.
Demikian juga data pertumbuhan penyaluran kredit kepada tiga sektor tersebut di Banyuwangi.
“Misalnya, penyaluran kredit kepada sektor pertanian yang tumbuh 20,96 persen, kredit sektor perdagangan tumbuh 5,77 persen, juga kredit sektor industri pengolahan yang tumbuh 4,90 persen,” kata Hestu mencontohkan.
Kinerja investasi turut mendorong pertumbuhan ekonomi Banyuwangi. Di antaranya, realisasi investasi proyek infrastruktur pemerintah. Kontribusi investasi swasta ikut beperan seperti pembangunan pabrik kereta PT INKA, Marina Pantai Boom, dan hotel-hotel berbintang.
“Ini tak lepas dari kondusivitas daerah yang didukung dengan kemudahan perizinan. Pada 2020, perekonomian Banyuwangi diprediksi masih akan tumbuh stabil,” pungas Hestu.
Sebelumnya Bupati Kabupaten Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengungkapkan rasa syukurnya atas pertumbuhan ekonomi. Ke depan menurut dia pemerintahnya menghadapi tantangan menjaga pertumbuhan ekonomi ini di tengah perlambatan ekonomi dunia.
“Kami akan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif. Di antaranya pariwisata berbasis warga, seperti pasar kuliner berbasis rakyat,” kata dia, Minggu (26/1/20).
