Peluang news, Jakarta – Seorang Pakar Ekonomi sekaligus Direktur dari Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, pemerintah harus mendorong transisi menuju ekonomi hijau untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang semakin kuat dan berkualitas.
“Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Produk Domestik Bruto (PDB) yang tinggi dan berkualitas, mau tidak mau harus transisi ke ekonomi hijau,” kata Bhima katanya dalam kegiatan Launching Policy Brief Greenpeace Indonesia dan Celios: Nasib Transisi Ekonomi Hijau di Tahun Politik, dikutip Rabu (20/12/2023).
Selain itu, ia menyampaikan, peralihan ke ekonomi berkelanjutan ini diproyeksi mampu membuka hingga 19,4 juta lapangan kerja yang muncul dari berbagai sektor yang di antaranya yaitu sektor pertanian, kehutanan, perikanan, dan sektor-sektor lainnya.
Bahkan, pendapatan pekerja secara total juga diperkirakan dapat mencapai hingga Rp902,2 triliun atas hal tersebut.
Senada dengan Bhima, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Amalia Adiningrat Widyasanti menjelaskan, implementasi ekonomi hijau bukan merupakan suatu hambatan, melainkan sebuah peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi pada masa depan.
“Ketika kita menerapkan ekonomi hijau secara masif dan menyeluruh, ini pasti akan memberi peluang baru bagi aktivitas perekonomian di Indonesia, berkontribusi pada akselerasi pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Menurut Amalia, ekonomi hijau bukan hanya tentang transisi energi, melainkan juga tentang penguatan pilar-pilar untuk mencapai suatu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam dua dekade mendatang.
“Jadi, penerapan ekonomi hijau ini memerlukan perubahan besar yang harus didukung oleh ekosistem dan kebersamaan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dalam 20 tahun ke depan,” pungkasnya.
