JAKARTA—Teknologi informasi membuat ekonomi digitaliasi menjadi suatu keniscayaan. Saat ini seorang dengan mengimpor suatu barang dari Amerika Serikat, Eropa atau Jepang.
Menanggapi fenomena ini, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menyarankan agar pemerintah segera melakukan perbaikan regulasi impor.
Pasalnya dengan mudahnya impor barang dari suatu platform akan menghambat pabrik dalam negeri untuk meningkatkan produksi karena permintaan yang minim terhadap produk dalam negeri.
“Pemerintah perlu memperhatikan apakah terjadi karena maraknya impor barang konsumsi atau barang modal dan bahan baku untuk ekspansi pabrik di Tanah Air, “ ujar Aviliani dalam Webinar Outlook Perekonomian Global dan Indonesia di Jakarta, Jumat (20/8/21).
Sementara dari sisi ekspor, tidak ada masalah yang signifikan selama ini, namun peningkatan ekspor cenderung terjadi karena permintaan global yang sudah mulai membaik dan harga komoditas yang meningkat.Permintaan sudah mulai bagus dari Tiongkok hingga Amerika Serikat.
Dia juga mengusulkan pemerintah bisa mulai mencari arah baru dalam industri berbasis nilai tambah dan meningkatkan daya dukung ekonomi kreatif untuk menggenjot ekspor ke depannya.
“Seluruh upaya memperbaiki impor dan ekspor tersebut pada akhirnya akan menjaga cadangan devisa, nilai tukar rupiah, dan mencapai kemandirian ekonomi agar Indonesia tidak lagi bergantung kepada modal asing,” pungkasnya.