hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

E-Commerce Dongkrak Penjualan UKM Kuliner Bandung

BANDUNG—Sejak 2012 Novi Herawati menjalankan usaha dendeng panggang yang terinspirasi dari kuliner Singapura, namun disesuaikan dengan citarasa lokal. Warga Sukasari, Bandung ini kemudian mendirikan Dendeng Kukuruyuk.

Tidak seperti dendeng yang umumnya dari daging, brand ini menawarkan dengan bahan yang semua dari 100% dari ayam, namun bisa langsung dikonsumsi tanpa dimasak terlebih dahulu.

Diawali dengan 2 produk dendeng saja dengan rasa original dan spicy, sekarang sudah memiliki varian rasa original, spicy, extra spicy serta dengan beragam bentuk yaitu coin dan kotak.

“Produk baru berupa bawang goreng dendeng crispy dan abon sudah diluncurkan pada  september 2021 ini. Penjualan kita masih di dalam negeri saja. Kami memiliki karyawan sebanyak 8 orang,” ucap Novi ketika dihubungi Peluang, Jumat (24/9/21).

Awalnya penjualan yang dilakukan Novi secara luring atau fisik, misalnya dengan mengikuti berbagai bazar. Namun kemudian Novi memutuskan bergabung dengan Tokopedia pada 2019 untuk memasarkan produknya lebih luas secara daring. 

Langkah Novi memasuki digitalisasi lebih awal menolong bisnisnya ketika terjadi pandemi Covid-19. Omzet penjualan menurun, namun kemudian Novi mengikuti kampanye Tokopedia Nyam.

 “Selama pandemi, 60 persen penjualan kami berasal dari Tokopedia. Setelah dua bulan mengikuti kampanye Tokopedia Nyam, masyarakat dari Aceh hingga Papua dapat dengan mudah menemukan produk kami,” ujar Novi.

Kini Dendeng Kukuruyuk mampu menjual sekitar 100 kilogram per bulan dengan kapasitas produksi 150 kilogram. Harganya bervariasi, dendeng ayam rasa original dibandroll Rp400 ribu per kilogram. Ada juga produk dijual per 200 gram seperti Abon Dendeng Crispry Original dengan harga sekitar Rp34 ribu-an hingga produk yang dijual Rp100 ribuan.

Hal senada juga disampaikan Galih Ruslan, pemilik usaha Kylafood  dengan dua produk unggulannya seblak original dan batagor kuah. E-commerce membantu penjualannya sejak awal pandemi.Omzet melonjak sebesar 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya.  Namun dengan mengikuti Tokopedia Nyam, omzet usaha yang berlokasi di Kecamatan Buahbatu Bandung ini terdongkrak hingga 75%.

Ide mendirikan usaha ini bermula ketika Sang Istri kerap meng-upload jajanan tradisional seblak di instagram pribadinya dan mendapatkan respon dari teman-temannya, yang juga ingin membeli dan merasakannya.  Galih pun memutuskan mendirikan Kylafood agar mereka yang lokasi jauh dari Jawa Barat bisa menikmati kuliner tersebut.

“Kylafood hadir memasarkan jajanan dalam kemasan (instan) khas Jawa Barat. Walaupun instan, kami berkomitmen untuk tetap mempertahankan karakteristik rasa dan aroma di masing – masing jajanan instan sesuai dengan asli nya dengan bumbu dan rempah ‘signature’ yang kami gunakan,” papar Galih dalam akun Facebooknya.

Kylafood merupakan kependekan dari Shakyla Foodstore yang didirikan Galih bersama istrinya pada 2017 silam.  Saat ini Kylafood sudah memiliki 30 karyawan (Irvan).

pasang iklan di sini