hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Dwi Lim, daripada Gosip, Lebih Baik Rajut

TANGERANG—-Berhenti bekerja, menjadi ibu rumah tangga, masih bisa punya aktivitas yang produktif dan menghasilkan. Daripada bergosip dengan tetangga, Dwi Lim (36 tahun) mengisi waktu luang dengan merajut sejak tiga tahun yang lalu.  

Warga Karawaci Tangerang ini mengenal dunia merajut sejak masih duduk di bangku SMP.  Dwi menadapatkan ilmunya dari Sang Ibu dan juga neneknya.  Pada waktu itu  alumni SMK Strada ini membuat taplak meja ukuran kecil.

“Kalau untuk usaha, saya membuat sepatu, sandal, tas, dompet dan produk lainnya. Produk sandal saya dijual Rp250 ribu-an dan sepatu Rp400 ribu-an,” papar Dwi Lim, ketika dihubungi Peluang, Jumat (21/6/2019).

Dwi Lim sendiri membuat produk sepatu dan sandal, sementara produk lain dia dibantu karyawannya.  Dia mengaku dalam sebulan sanggup membuat 10 hingga 15 sepatu.  Produk rajutannya dipasarkan secara daring tidak saja Jawa, tetapi juga Sumatera, Sulawesi hingga Papua.

“Saya belum sanggup ekspor karena secara kuantitas produk tidak bisa ditingkatkan.  Ini problem UKM yang buatan tangan dan ingin membuat produk berkualitas. Satu sepatu saja dibuat selama empat hari,” ujar Dwi Lim, seraya mengatakan bahwa omzet tertinggi yang diraihnya hanya Rp8 juta per bulan.

Sebagai pelaku UKM, Dwi Lim mengaku banyak dibantu oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang terutama dalam pemasaran.

Ke depannya, Dwi Lim berharap mempunyai toko untuk display produk rajutan. Dia ingin merangkul para perajut yang ada di Kota Tangerang untuk bersama-sama mengembangkan diri.

“Saya juga punya keinginan menjadi mendirikan pusat rajutan untuk jadi  oleh-oleh Tangerang,”  pungkas Dwi Lim ( (Irvan Sjafari)

pasang iklan di sini