Berusia lebih dari enam dasawarsa, Koperasi Keluarga Guru Jakarta tidak hanya tetap eksist melayani anggota, bisnisnya pun terus merambah ke berbagai sektor usaha produktif
KONSISTEN mengutamakan kepentingan anggota yang notabene para guru SD di seantero Jakarta menjadi modal kuat bagi Koperasi Keluarga Guru SD Jakarta (KKGJ) untuk tetap eksist.
Kemampuan bertahan di usia ke 66 tahun, membuktikan KKGJ sangat ketat menjaga prinsip dan jati diri koperasi terutama dalam menempatkan fungsi anggota sebagai pemilik sekaligus pelanggan (dual identity). Sebagai pemilik, anggota dilibatkan dalam berbagai keputusan bisnis koperasi sehingga prospek keuntungan maupun kerugian usaha dapat ditanggung bersama. Sedangkan sebagai pelangggan anggota berhak mendapatkan pelayanan yang baik dari KKGJ. Anggota KKGJ adalah guru-guru SD Negeri dan guru-guru PNS yang diperbantukan di sekolah swasta serta PNS Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.
Untuk melibatkan partisipasi anggota dalam keputusan bisnis, kebiasaan baik yang biasa dilakukan adalah sebelum digelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) diawali dengan urun rembug atau biasa disebut Pra RAT, guna mendapatkan sumbang saran anggota mengenai prospek usaha koperasi di tahun mendatang.
Saat KKGJ menggelar RAT Tahun Buku 2017 yang berlangsung akhir Maret lalu (28/3/18), sebelumnya diawali Pra RAT yang berlangsung pada 10-23 Maret 2018 di seluruh wilayah kecamatan provinsi DKI Jakarta. Dari total 15.500 anggota diambil perwakilan sebanyak 2.165 orang yang merupakan jumlah SD negeri yang ada.
Saat menyampaikan Laporan Empat Tahunan perkembangan KKGJ (2014-2017), Ketua Umum KKGJ Jamhuri Androfa mengatakan, KKGJ sebagai usaha bisnis dituntut untuk mencapai economic of scale, yaitu bertindak secara bersama-sama guna menghemat biaya tertentu atau meningkatkan efisiensi dari suatu proses tertentu. Economic of scale dapat diperoleh dari faktor yang berada di dalam maupun di luar KKGJ. ”Kita dapat memperoleh proses produksi dengan biaya rendah atau dapat mengejar efisiensi lebih tinggi, mengingat di dalam koperasi terdapat identitas yang tidak dipunyai oleh badan usaha lain, dimana anggota sebagai pemilik juga sekaligus pelanggan,” ujarnya.
KEMBANGKAN ENTREPRENEURSHIP ANGGOTA
Dalam rentang empat tahun terakhir, lanjut Androfa, pengurus terus berupaya membangun entrepreneurship KKGJ, sikap mental positif dalam melakukan usaha secara kooperatif, inovatif serta keberanian mengambil risiko namun tetap berpegang teguh pada perinsip identitas KKGJ.
Di sektor usaha simpan pinjam, usaha yang bersinggungan langsung dengan anggota, misalnya, pengurus mengambil kebijakan untuk meningkatkan rerata pinjaman anggota hingga Rp100.000.000 dengan catatan tidak memiliki pinjaman di lembaga keuangan lain. Pengurus juga memperbaiki kinerja pelayanan dengan mempercepat proses pinjaman secara singkat, cepat dan cermat. Langkah yang dimaksudkan untuk membangun loyalitas serta partisipasi anggota itu dibarengi dengan promosi secara luas tentang penyerapan dana pinjaman anggota. Di sisi lain pengurus juga mengoptimalkan sistem penagihan piutang dengan meningkatkan kemitraan dengan bank dan dinas terkait, dan memanggil anggota yang pinjamannya tidak terpotong secara normal ke kantor KKGJ.
Bisnis koperasi berusia 66 tahun ini beragam, mulai dari usaha simpan pinjam merambah hingga sektor perdagangan umum, depo air minum, mini market, SPBU, agribisnis hingga pendidikan.Pendapatan usaha sepanjang 2017 mencapai Rp42,498 miliar dengan kontribusi terbesar dari simpan pinjam Rp29,969 miliar. Pemasukan lainnya dari unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sebesar Rp10,872 miliar dengan rincian SPBU Klari,Karawang Rp1,789 miliar, SPBU Sadang Purwakarta Rp390 juta dan Unit Agen Gas Elpiji dan SPBU Rp 8,692 miliar. Ekuitas tercatat sebesar Rp 185,089 miliar sedangkan aset mencapai Rp246,614 miliar. (Irsyad Muchtar)