hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Dua warga Tionghoa terima Hibah Rumah Siap Huni Kopsyah BMI

TANGERANG: Serah terima Rumah Siap Huni (RSH) yang digelar Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI, Selasa (21/8/18) terlihat berbeda dengan kegiatan sebelumnya. Tidak hanya penerimanya, pasangan suami istri warga negara keturunan Tionghoa, acara yang berlangsung di Desa Jatake, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang itu, juga dihadiri pejabat Sekretaris Menteri Koperasi UKM Meliadi Sembiring, Pejabat Bupati Kabupaten Tangerang dan para pegiat koperasi yang tergabung dalam Asosiasi Manager Koperasi Indonesia (AMKI).

Ini adalah Rumah Siap Huni ke 100 yang kami bangun yang pembiayaannya mendapat dukungan dari anggota AMKI dan masyarakat sekitar, penerimanya adalah Bapak Abeng dan istrinya Tan Pin Nio, warga desa ini dan bukan anggota Kopsyah BMI, kata Ketua Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara kepada Majalah PELUANG.

Menurut Kamaruddin, RSH ke 100 yang diterima pertama kali oleh WNI keturunan itu hanyalah kebetulan, karena pihaknya dalam memberikan hibah RSH kepada masyarakat, baik anggota maupun non anggota tidak pernah melihat latar belakang suku, agama maupun golongan. Sepanjang mereka berada ddi wilayah kerja Kopsyah BMI dan kehidupan ekonominya memang sangat layak dibantu, maka Kopsyah BMI segera memberikan bantuan.
Dengan penyerahan RSH ke 100 itu, kata Kamaruddin, tahun ini pihaknya masih akan menyelesaikan 40 rumah lagi, atau sesuai dengan target pembangunan 140 RSH di tahun 2018.
“Koperasi itu menyejahterakan anggota pada khususnya dan non anggota pada umumnya. Jadi harus ada pemerataan ekonomi karena kalau pemerataan berjalan, Insyaallah tidak ada kesusahan, seperti rumah gratis dan rumah tanpa DP ini,” tuturnya.
Selain membantu kegiatan ekonomi anggota, lanjut Kamaruddin, Kopsyah BMI juga sangat aktif dalam kegiatan sosial, pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat sekitar.
Untuk kegiatan kesehatan, koperasi ini mengadakan program sanitasi dan untuk pendidikan diberikan gratis kepada anak-anak anggota sampai perguruan tinggi bagi 50 anak yatim yang lulus seleksi. Kamaruddin berharap, pemerintah dapat memberi ruang gerak yang lebih luas bagi usaha koperasi. Jika kaum kapitalis bisa membangun banyak usaha, mulai dari retail, pertambangan hingga perhotelan, seyogyanya koperasi juga diberikan hak yang sama, tukasnya. Dia berharap dalam UU koperasi yang tengah dibahas, dapat memberikan penegasan terhadap keberadaan koperasi serba usaha atau multi-purpose. Apalagi, masih kata Kamaruddin, dalam waktu dekat Kopsyah BMI mengembangkan usahanya dengan mendirikan koperasi konsumen dengan prinsip kekeluargaan dan gotong royong. “Dengan 138 ribu anggota, kalau kita kumpulkan saja Rp100 ribu per orang maka totalnya sudah Rp138 miliar, dan ini cukup untuk membeli 1 hotel. Atau 138 ribu anggota kita membeli beras masing-masing 1 liter saja, maka sudah berapa ribu ton beras yang harus disediakan? Banyak yang harus kita persiapkan, mulai petani dan pembukaan lahan yang luas,” tandas Kamaruddin.
TIDAK MENDUGA
Sementara itu pasangan suami istri Abeng (63) dan Tan Pin Nio (65) yang menerima hibah RSH tampak amat bahagia dan mendapat ucapan selamat dari rekan tetangganya. Abeng ayng sehari-hari buruh pembuat batako itu tidak pernah menduga akan mendapat rumah yang memang sudah sangat didambakannya. Saya sudah tinggal bersama istri saya selama 10 tahun di rumah gubug reot yang sudah reyot, hari ini saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena mendapat bantuan rumah melalui Kopsyah BMI, terima kasih, tuturnya terbata-bata.
Sejumlah anggota AMKI yang hadir pada kesempatan itu memberikan selamat kepada Kopsyah BMI karena programnya memang menyentuh segenap lapisan masyarakat bawah.
Saya sengaja hadir dari Bekasi karena penasaran ingin tahu seperti apa program hibah rumah ala Kopsyah BMI itu, kata Yatti Arif anggota AMKI Bekasi. Yatti yang juga Ketua BKWK Dekopin mengaku sudah sering mendengar program aksi Kopsyah BMI yang fenomenal itu di bidang pembangunan rumah gratis. Karenanya, ketika mendapat undangan untuk menghadiri serah terima RSH ke 100, ia kontan mengunci acara lainnya. Anggota AMKI lainnya, Yanuedi Melayanto mengatakan sudah cukup sering diundang untuk mengahadiri serah terima RSH, namun untuk acara kali ini, ia juga mengkhususkan waktu untuk hadir karena ingin berkumpul dengan rekan AMKI lainnya dan mengucapkan selamat kepada pegurus Kopsyah BMI. Pegiat koperasi tentu sangat berterima kasih dengan kiprah yang diadakan Kopsyah BMI, karena sekaligus menunjukkan bahwa koperasi memang punya peduli yang tinggi terhadap masalah-masalah sosial, terutama di lapis masyarakat bawah, ujar Yanuedi yang juga Ketua Koperasi Karyawan bank Bukopin Selindo.
Bersamaan dengan RSH ke 100 itu, Kopsyah BMI juga menyerahkan pembiayaan Rumah Tanpa Uang Muka kepada Dewi (47) yang juga WNI keturunan Tionghoa.
Program RSH yang dikembangkan Kopsyah BMI, kata Pejabat Bupati Tangerang Kamarudin, sejalan dengan kebijakan Pemda yang memang tengah berupaya membangun ribuan rumah tidak layak huni yang tersebar di Kabupaten Tangerang. Masalahnya, untuk menyelesaikan pembangunan rumah tidak layak huni itu, pihak Pemda mengalami kendala anggaran terbatas, sehingga dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan Kopsyah BMI. Untuk itu, dia menawarkan pemanfaatan Unit Penggunaan Dana Bergulir (UPDB) Pemkab Tangerang yang diharapkan dapat menambah permodalan koperasi. Koperasi merupakan solusi dalam mendekati masyarakat yang tidak bisa mengakses permodalan terhadap lembaga keuangan formal, karenanya kami akan terus mendukung aktivitas Kopsyah BMI dan koperasi lainnya di Kabupaten Tangerang dalam memberdayakan ekonomi masyarakat, tuturnya.
Dalam sambutannya, Sesmenkop UKM Meliadi Sembiring memberikan apresiasi tinggi kepada Kopsyah BMI yang telah mampu membuktikan peran sosial koperasi terhadap lingkungan sekitarnya. Program nyata untuk berbagi terhadap sesama itu, kata Meliadi, merupakan trend masa depan yang dikenal dengan istilah sociopreneur.
Jadi pengusaha besar itu biasa, yang luar biasa adalah jika pengusaha itu bisa sukses bersama-sama dengan lingkungan atau masyarakat sekitarnya, dan Kopsyah BMI sudah memulai trend sociopreneur itu, tuturnya.
Sukses Kopsyah BMI dalam pengadaan RSH bagi anggotanya, lanjut Meliadi, seyogyanya dapat ditularkan ke koperasi lainnya melalui pelatihan, pendidikan atau magang.
Koperasi harus benar-benar siap menjadi partner pemerintah yang baik. Dan ini menjadi trigger untuk mempercepat program pembangunan dan menekan angka pengangguran, pungkasnya. (Irsyad Muchtar)

pasang iklan di sini