BANDUNG—Jadi musisi jalan, jadi entrepenur jalan, jadi dosen pun jalan. Itu tiga dunia yang dijalankan oleh Dina Dellyana. Perempuan kelahiran Bandung 2 November 1984 ini mampu menjadi Songwriter/Synth/Programming dari band indie Bandung Homogenic, seorang pemilik apotek dan sebuah usaha kerajinan sepatu hingga menjadi staf pengajar di ITB Bandung, serta Direktur Thegreaterhub di ITB Bandung.
Sepintas lalu kehidupan sebagai musisi, sebagai pengusaha dan sebagai staf pengajar adalah tiga dunia yang sangat berbeda. Tetapi Dina menjalankannya dengan sangat nyaman. Dina mengaku justru dengan tiga aktivitas itu menyeimbangkan otak kanan dan kiri.
“Rasanya seru dan senang. Bisa mencapai semua itu, saya memang harus pandai mengatur waktu dan konsisten saja kuncinya,” ucap Dina kepada Peluang dalam dua kesempatan, berapa waktu lalu.
Musik
Dina terjun ke dunia musik sejak masih duduk di bangku SMP. Pada 2002 dia bergabung dengan band dengan aliran electropop bernama Homegnic. Dia juga pernah menjadi penyiar dan penulis skrip di Radio Buzz Bandung pada Oktober 2006 hingga Januari 2007.
“Saya menikmati bisa menghasilkan karya musik apalagi kalau orang lain menikmati juga. Ini jadi semacam candu,” katanya.
Dina mengaku memilih aliran electro pop karena lebih bisa mengekspresikan sound dan eksplorasi lagu. Pada September 2018 ini Homogenic menggelar tur ke Jepang dalam rangka merayakan album ke lima grup musik ini.
Bisnis
Di dunia bisnis alumni jurusan farmasi Universitas Padjadjaran ini menjadi pengusaha Apotek dan Klinik Mandiri Farma pada November 2007. Pengalamannya di dunia farmasi sebagai apoteker sudah dimulai sebelum itu di Rumah Sakit Rajawali Bandung, Juni hingga Agustus 2007, Kimia Farma 12 sejak Agustus hingga Desember 2007 dan PT Sanbe Farma, Januari hingga November 2007.
Dina mulai merintis bisnis sepatu dengan brand Glintzshoes pada 2011 dan fokus ke pre order. karena itu yang lebih potensial. Bisnis sepatu dijalankan sebagai hobi. Dari sana kemudian Dina menjadi Direktur Thegreaterhub sebuah inkubator bisnis dari Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB.
Untuk berbisnis, Dina mengakui pendidikan tinggi penting, karena lebih membuat kita lebih berhitung dan realistis dan lebih paham cara berinovasi.
Dina meraih gelar apoteker pada 2008 di Jurusan Farmasi Universitas Padjadjaran, kemudian melanjutkan pendidikan master di MBA di ITB Bandung dan lulus pada 2009 dan di ITB juga, Dina meraih gelas doktor di bidang ilmu manajemen.
Penampilan ina Dellyana di almamaternya ITB-Foto: ITB.Talenta Dina membuatnya dapat mengajar di almamaternya. Dina mengajar beberapa mata kuliah yang berkaitan dengan inovasi dan entrepreneurship.
“Hidup saya cukup seimbang dan happy-happy saja,” tutup Mentor/Curriculum Coordinator Divisi Infrastruktur dari Badan Ekonomi Kreatif ini (Irvan Sjafari).