Peluang, Lamongan – Guna terbentuknya ekosistem perekonomian yang mensejahterakan masyarakat, untuk itu Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) berupaya memberikan pemahaman terhadap pengembangan bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pada Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Drajat yang terletak di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, kehadiran pondok pesantren ternyata tidak hanya menjadi tempat untuk mengajarkan pendidikan agama Islam, namun dapat berperan sebagai akselerator ekonomi setempat yang dapat dilakukan dengan baik oleh pondok pesantren itu.
Pondok pesantren yang memiliki luas lahan kurang lebih 104 hektare ini memiliki beberapa unit bisnis yang dijalankan seperti air mineral, garam, jamu, percetakan, mini market, dan paling baru ialah restoran.
MenKopUKM menambahkan, ekosistem yang dibuat oleh Ponpes Sunan Drajat telah membuktikan bahwa pesantren memiliki peranan penting dalam pengembangan ekonomi di pondok pesantren dan masyarakat umumnya.
“Setelah Toserba berkembang pesat dan menjadi supply chain UMKM sekitar, Pondok Pesantren Sunan Drajat meresmikan restoran yang dibanderol murah. Ini semoga menjadi ekosistem pengembangan UMKM sektor kuliner sekitar,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam Grand Opening Restoran Sunan Drajat di Lamongan, Jawa Timur, Kamis (16/3) lalu.
Ia menambahkan, Pondok Pesantren Sunan Drajat bisa menjadi role model bagi pesantren lain, sehingga bisa menjadi contoh buat pengembangan ekonomi setempat. “Di sinilah peran penting pesantren bagi masyarakat,” ujar Menteri Teten.
Lebih lanjut, MenKopUKM menjelaskan, bahwa Ponpes Sunan Drajat telah bersinergi dalam wadah Koperasi Serikat Bersama Pesantren (KSBP) yang di dalamnya tergabung 17 pondok pesantren di wilayah Jawa Timur dengan jumlah santri sebanyak 10 ribu.
Menurutnya, hal ini tentu menjadi modal sosial yang sangat kuat untuk mendorong dan menggerakkan roda perekonomian pesantren dan masyarakat setempat.
“Kolaborasi pesantren yang memiliki produk unggulan masing-masing akan memiliki nilai ekonomi tinggi. Jejaring pesantren dan lingkungan sekitar pesantren adalah pasar yang luas. Kita optimistis model ini akan bisa tumbuh dan berkembang dan diharapkan menjadi kekuatan ekonomi umat,” ungkap Menteri Teten.
MenKopUKM menambahkan, pihaknya memiliki alternatif instrumen pembiayaan untuk koperasi yakni melalui LPDB-KUMKM yang dapat disinergikan dalam pengembangan eksosistem bisnis koperasi berbasis pesantren.
Dia mengatakan, bahwa LPDB-KUMKM dapat masuk mendukung dari sisi pembiayaan kepada koperasi dalam menjalankan bisnisnya.
LPDB-KUMKM selama tahun 2021-2023 sendiri telah menyalurkan dana bergulir kepada KSBP sebesar Rp26,5 miliar untuk keperluan investasi dan modal kerja pengadaan barang.
Di tempat yang sama, Wakil Bupati Lamongan Abdul Rouf menuturkan, bahwa Pondok Pesantren Sunan Drajat telah berperan penting dalam upaya membangkitkan roda perekonomian di Kabupaten Lamongan.
“Pertumbuhan ekonomi Lamongan pada 2022 mencapai 5,56 persen. Ketika pandemi turun 2,35 persen. Tapi di 2022 sudah naik 5,56 persen. Ini bentuk kerja sama antara pemerintah kabupaten dan stakeholder salah satunya ponpes ini,” jelas Abdul Rouf.
Sementara itu, Direktur Perekonomian Pondok Pesantren Sunan Drajat Anas Al Hifni menambahkan, bahwa Restoran Sunan Drajat mengusung tema semi tradisional dan modern.
“Transaksi di sini menggunakan kartu deposit atau e-wallet dengan melakukan top up uang untuk memesan makanan. Harga makanan mulai dari Rp10 ribu. Kami melayani masakan tradisional seperti soto lamongan, rajungan, sampai makanan jepang. Semua bahan masakan di restoran berasal dari Pondok Pesantren Sunan Drajat. Jadi dari santri untuk santri,” ujar Anas.
Menurutnya, beragam inovasi bisnis Pondok Pesantren Sunan Drajat akan terus dikembangkan ke depannya. Bahkan, dia berencana untuk membukan salon muslimah yang akan memudahkan para satriawati yang ingin memotong rambut. (alb)