hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Dorong Inklusi Keuangan Desa

Peluncuran Amartha Financial.
Peluncuran Amartha Financial.

PeluangNews, Jakarta – Berbekal pengalaman lebih dari 15 tahun melayani masyarakat akar rumput di lebih dari 50.000 desa, Amartha kini resmi berkembang menjadi Amartha Financial (PT Amartha Financial Group beserta anak perusahaannya) setelah memperoleh izin uang elektronik dari Bank Indonesia.

Founder & CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, menegaskan langkah ini merupakan wujud komitmen mendorong inklusi keuangan di desa.

“Potensi ekonomi daerah dan masyarakat perdesaan sangat besar, namun belum terealisasi secara optimal. Melalui Amartha Financial, kami menghadirkan layanan keuangan digital yang lebih lengkap, khusus untuk kebutuhan masyarakat desa, agar pertumbuhan ekonomi daerah bisa lebih cepat,” ujarnya dalam peluncuran Amartha Financial di Gedung Habitate, Jakarta, Selasa (26/8).

Taufan menjelaskan, seluruh layanan kini dapat diakses melalui aplikasi AmarthaFin. “Aplikasi ini memudahkan pengguna untuk melakukan pembayaran, investasi, hingga akses permodalan,” jelasnya.

Layanan utama Amartha Financial meliputi pendanaan produktif untuk UMKM, dompet digital, serta layanan multifinance. Selain itu, perusahaan juga menyediakan fasilitas zakat, PPOB, hingga fitur pendanaan bagi investor nasional maupun global.

Rudiantara, Komisaris Utama Amartha Financial, menilai langkah ini bisa mempercepat inklusi keuangan. “Salah satu kunci keberhasilan Amartha adalah tata kelola yang baik yang dipadukan dengan inovasi. Amartha membuktikan bahwa pertumbuhan bisnis yang sustainable dapat ditempuh dengan integritas, sekaligus memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” tegasnya.

Dukungan serupa disampaikan Bank Indonesia. Kepala Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau BI, Anastuty K., menekankan pentingnya kolaborasi.

“Bank Indonesia senantiasa akan mendukung upaya menuju keuangan yang inklusif secara nasional melalui kebijakan dan edukasi, terutama yang menyasar kelompok strategis termasuk perempuan,” jelasnya.

Pakar ekonomi digital sekaligus Direktur Ekonomi Digital CELIOS, Nailul Huda, mengingatkan bahwa tantangan masih besar. “Data menunjukkan sekitar 81% masyarakat Indonesia belum memiliki akses penuh ke layanan keuangan formal. Inklusi masih rendah di daerah. Transformasi Amartha ini bisa menjadi dorongan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di akar rumput,” ungkapnya.

Menutup acara, Taufan kembali menegaskan visinya. “Hadirnya Amartha Financial ini merupakan upaya dan komitmen untuk memajukan segmen akar rumput secara inklusif dan berkelanjutan. Ke depan, kami berharap teknologi Amartha Financial membuka peluang bagi jutaan masyarakat desa untuk mengakses ekonomi digital modern dan terhubung dengan investor global,” pungkasnya.

pasang iklan di sini