Keinginan mendirikan sebuah lembaga keuangan berbasis syariah cuma bermodal semangat yang kuat saja. Kantor tidak punya, hanya menumpang di emperan sebuah masjid di Pasar Beringharjo, dan suntikan dana dari dompet dhuafa Republika sebesar 1 juta rupiah. Dengan modal cekak itu, Mursida Rambe bersama dua rekannya, Nilawati dan Nazny, mulai menjalankan aksinya, door to door menawarkan pinjaman tanpa bunga kepada pedagang kecil di Pasar Beringharjo. Surprised, mereka mendapat respon positif dari pedagang yang kala itu sudah lelah berutang dengan bunga berbunga kepada rentenir. Lalu lahirlah Baitul Maal Wa Tamwil Bina Dhuafa Beringharjo pada1994. Mursida yang hingga kini masih terus memimpin BMT Beringharjo menjadi ilham bagi pegiat keuangan mikro berbasis syariah yang jumlahnya terus bertebaran di pelosok tanah air.(Irsyad Muchtar)
