
Peluang News, Jakarta – Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendongkrak kinerja sektor pariwisata untuk menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia menuju target 8% pada tahun 2029.
Sektor ini pun diprediksi mampu menciptakan ekonomi yang tangguh melalui kolaborasi lintas sektor yang lebih intensif.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, sektor pariwisata memberikan multiplier effect terbesar bagi perekonomian Indonesia.
Sejak pandemi Covid-19, kinerja sektor ini terus menunjukkan peningkatan signifikan. Pada 2024, sektor pariwisata berkontribusi 4% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), meningkat dari 3,9% pada 2023.
“Sektor pariwisata terus berkembang. Sepanjang tahun lalu, jumlah kunjungan wisatawan mencapai 13,74 juta, pergerakan wisatawan nusantara mencapai 1,02 miliar, serta peningkatan devisa pariwisata mencapai USD 16,7 miliar,” kata Airlangga, dalam keterangannya di Jakarta, yang dikutip Jumat (14/3/2025).
Meski demikian, sektor pariwisata Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, termasuk masalah konektivitas, kualitas sumber daya manusia (SDM), keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan, serta promosi dan branding yang belum masif. Selain itu, masalah keberlanjutan destinasi wisata juga menjadi isu yang perlu segera ditangani.
Airlangga menekankan pentingnya pengembangan sektor pariwisata yang tidak hanya bergantung pada sektor tersebut saja, tetapi juga memerlukan pengembangan pada sektor-sektor terkait seperti teknologi dan digitalisasi, perdagangan, ekonomi kreatif, MICE, transportasi, dan atraksi wisata.
Semua elemen ini saling berhubungan dan harus dikembangkan secara terpadu untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang kuat.
Pemerintah telah menyiapkan berbagai program untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata, di antaranya melalui peningkatan aksesibilitas, konektivitas, dan tata kelola destinasi pariwisata.
Selain itu, kebijakan penguatan ekosistem pariwisata, seperti peningkatan kualitas SDM, perizinan, serta kebijakan pembiayaan untuk pengembangan pariwisata juga menjadi fokus utama.
Lebih lanjut, pemerintah juga mengembangkan 9 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata yang diharapkan dapat menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja. Hingga 2024, total investasi pada KEK pariwisata telah mencapai Rp21,31 triliun, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 35.622 orang dan melibatkan 86 pelaku usaha.
Airlangga mengungkapkan bahwa meskipun KEK pariwisata masih tertinggal dibandingkan dengan sektor manufaktur, fasilitas yang diberikan pemerintah seperti pembebasan bea dan kemudahan lain memberikan peluang besar bagi pengembangan sektor ini. Ia berharap sektor swasta dapat lebih terlibat dalam mendukung pengembangan pariwisata Indonesia.
“Dengan dukungan yang terus diberikan oleh World Bank, kami berharap proyek ITDP dapat terus mendorong pengembangan sektor pariwisata Indonesia, serta memberikan langkah konkret dalam memperkuat perekonomian,” pungkas Menko Airlangga.
Program yang sudah disiapkan ini bisa mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tinggi di masa depan, sambil menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu motor utama perekonomian. (RO)