octa vaganza

Dolar Drop, Rupiah Jadi Mata Uang Terkuat di Asia

JAKARTA-—Nilai tukar rupiah melesat ke posisi Rp15.295 per dolar AS pada perdagangan spot Rabu sore (29/4/20), menguat dari paginya sebesar Rp15.383 dan Selasa, Rp 15.445 per dolar AS.

Sementara dolar AS jatuh terhadap sejumlah mata uang negara lain, seperti dolar Australia. Pemicunya adalah sentimen positif global.

Rupiah memimpin penguatan mayoritas mata uang Asia dari dolar AS. Penguatan juga dialami oleh rupee India 0,68 persen, won Korea Selatan 0,52 persen, dan ringgit Malaysia 0,47 persen.

Sejumlah mata uang Asia lain yang menguat ialah,  peso Filipina 0,33 persen, yen Jepang 0,33 persen, dolar Singapura 0,23 persen, baht Thailand 0,18 persen, dan yuan China 0,09 persen. Hanya dolar Hong Kong yang stagnan dari mata uang Negeri Paman Sam.

Mata uang utama negara maju lain juga melesat. Rubel Rusia menguat 0,64 persen, dolar Australia 0,58 persen, euro Eropa 0,44 persen, dolar Kanada 0,42 persen, franc Swiss 0,33 persen, dan poundsterling Inggris 0,12 persen.

Dolar AS jatuh terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), sehari sebelum Federal Reserve akan menyelesaikan pertemuan kebijakan dua hari dan investor menyeimbangkan kembali portofolio menjelang akhir bulan.

Investor akan mengawasi untuk melihat apakah bank sentral AS memberikan petunjuk tentang kemungkinan jalannya ke depan setelah menanggapi kehancuran ekonomi dari wabah virus corona baru.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta,  mengatakan, sentimen positif kelihatannya membayangi pergerakan harga aset berisiko pagi ini.

“Rencana pelonggaran karantina wilayah di beberapa negara pandemi seperti di Italia, Spanyol, Perancis, Selandia Baru, Australia, Kanada dan AS, memicu sentimen positif tersebut. Harga minyak mentah WTI juga menguat karena isu tersebut,” ujar Ariston.

Exit mobile version