Dikenal sebagai negeri kaum kapitalis, bisnis berbasis koperasi di Amerika Serikat (AS) malah tumbuh subur. Dari daftar terbaru 300 koperasi besar dunia yang dirilis International Co-operative Alliance awal Desember 2022 ini, sebagian besar koperasi di negara-negara maju mendominasi ranking, seperti Perancis (42 koperasi), Jerman (31 koperasi), Jepang (22 koperasi) dan terbesar adalah AS dengan 71 koperasi.
Tidak seperti di Indonesia yang model koperasinya melulu dikuasai usaha simpan pinjam, maka bisnis koperasi di mancanegara tumbuh beragam, tidak hanya di sektor keuangan dan asuransi, juga koperasi perumahan, pertanian, ritel, energi, produk makanan, rumah sakit dan universitas hingga peralatan rumah tangga. Salah satu koperasi penjual perlengkapan rumah tangga asal AS yang sudah eksis di Indonesia adalah Ace Hardware (Ace). Koperasi sejenis lainnya yaitu Do it Best Corp walau belum mengembangkan sayap bisnisnya ke Indonesia, namun koperasi yang satu ini di AS juga tak kalah pamor dari Ace. ICA dan Euricse di Global List 300 terkini menempatkan DIB pada ranking 134 dengan penjualan sebesar USD3,58 miliar per tahun buku 2020.
Dalam laporan keuangan per Juni 2022 lalu, manajemen Do It Best Corp (DIB) merilis total penjualan sebesar USD 5,414 miliar atau naik dibanding 2021 sebesar USD 5,074 miliar. Di tengah badai pandemi covid-19 yang masih belum reda, kenaikan penjualan tersebut menunjukkan kapasitas manajemen DIB dalam melayani para anggotanya. Kenaikan juga terjadi pada pencapaian aset yang per 2022 sebesar USD1,227 miliar dibanding tahun 2021 sebesar USD1,132 miliar. Net income ikut terkerek menjadi USD6,956 juta dari sebelumnya USD4,12 juta pada 2021.
Keberhasilan mendongkrak penjualan tersebut, kata Dan Starr, Presiden dan CEO DIB, lantaran mereka mampu menyediakan produk yang tepat bagi pelanggan yang juga sekaligus anggota. Dan Starr mengungkapkan kegembiraan atas kinerja penjualan yang terus meningkat. “Kami bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan komunitas yang mereka layani dan dengan melakukan itu, kami membukukan rekor keuntungan untuk koperasi, dimana keuntungan tersebut kemudian dibagikan kepada anggota kami untuk diinvestasikan kembali dalam bisnis mereka,” tutur Dan Starr.
Dimiliki oleh sekitar 3.800 pedagang ritel alat-alat berat dan komponen rumah tangga, DIB membuktikan prinsip kerja sama ala koperasi dengan sasaran meningkatkan nilai tambah ekonomi bagi para anggotanya.
Prinsip Usaha Bersama
Ketika digagas oleh Arnold Gerberding pada tahun 1945, ide awalnya mengacu pada prinsip usaha bersama dimana para anggota berbelanja bersama-sama agar mendapatkan harga yang lebih baik dari vendor ketimbang saat mereka berbelanja secara sendiri-sendiri. Selanjutnya usaha bersama itu diberi nama Hardware Wholesalers, Inc. (HWI), sebuah koperasi ritel yang berbasis di Fort Wayne, Indiana. HWI kemudian menjadi satu-satunya usaha koperasi yang memberikan layanan di semua lini secara penuh, berbasis anggota dalam mendistribusikan kayu, perangkat keras, dan bahan bangunan di industri properti dan perumahan. Koperasi ritel ini juga menawarkan harga produk termurah hingga pembagian sisa hasil usaha dan rabat yang konsisten tinggi, sehingga menumbuhkan kepercayaan para anggota untuk berinvestasi ulang pada toko mereka dengan memperluas pemilihan produk, menambah lokasi gerai, dan meningkatkan permodalan.
Keanggotaan DIB sepenuhnya didominasi oleh para peritel alat berat, bahan bangunan dan perkakas rumah tangga. Namun perusahaan pemilik modal juga bisa menjadi anggota koperasi.
Keuntungan yang diperoleh koperasi akan dikembalikan kepada anggota setiap tahun sebagai sisa hasil usaha.
Saat mulai merintis usahanya, Gerberding, sebelumnya bekerja di perusahaan perangkat keras dimana ia ditempatkan di bagian pembelian. Posisi tersebut membuat pioneer kelahiran Fort Wayne 1900 ini paham ketika menghadapi berbagai tantangan, terutama saat menghadapi persaingan harga dengan jaringan ritel paling populer di AS ketika itu seperti Sears, Roebuck and Co. dan Montgomery Ward, Inc.
Untuk menghindari persaingan harga itulah ia menemukan konsep kerja koperasi petani yang mengutamakan kebersamaan dalam pembelian barang.Selanjutnya ia menelusuri berbagai koperasi taraf regional yang telah berdiri dan menggapai sukses. Untuk mewujudkan impiannya membuka koperasi ritel pertama yang menjual alat berat bangunan dan perkakas rumah tangga, Gerberding melakukan pendekatan dengan sejumlah riteler untuk menyatukan minat di lapangan. Ia harus menemukan riteler yang bersedia membayar USD1.000 untuk bergabung dengan koperasinya. Oleh karena itu, ia berkeliling mencari riteler independen di wilayah Indiana, Ohio, dan Michigan.
Berkat kepiawaiannya melobi mitra usaha, pada 28 Juni 1945 sebanyak tujuh riteler berhasil dikumpulkan di Fort Wayne untuk secara resmi bersatu dalam Hardware Wholesalers, Inc. Dewan direksi yang pertama dipilih dan beranggotakan seluruh anggota koperasi – sebuah tradisi yang masih tetap dipertahankan hingga hari ini. Rapat anggota tahunan yang pertama dari para pemegang saham HWI digelar pada November 1945.
Setelah 77 tahun, impian Gerberding dengan HWI nya terus berlanjut dimana publik kini lebih akrab menyebutnya Do It Best (DIB) dengan ‘roh’ koperasi yang tetap dipertahankan. Anggota utamanya mencapai ribuan orang tersebar di seantero AS. Sesuai dengan bidang usahanya, grosir perangkat keras, kayu dan bangunan, DIB hanya menerima anggota dengan profesi yang sesuai dengan core business koperasi. Untuk menjadi anggota, diwajibkan untuk membeli 20 lembar saham yang dibandrol sebesar USD50 per lembar saham. (Irm- dari berbagai sumber)