hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Disnakertrans DKI Jakarta Catat 162.416 Pekerja Terkena PHK atau Dirumahkan

JAKARTA-–Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi (Nakertrans) dan Energi DKI Jakarta mencatat sebanyak 162.416 pekerja mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan sebagai akibat dampak pandemi Corona (Covid-19).

Jumlah itu berdasarkan pendataan yang dilakukan dinas pada 2 hingga 4 April 2020. Menurut Kepala Dinas Nakertrans dan Energi DKI Jakarta, Andri Yansyah sementara ini pendataan sudah ditutup sesuai arahan dari pemerintah pusat.

“Kami sudah menyampaikan untuk ada pendataan kembali karena mungkin masih banyak pekerja atau buruh yang belum terdata,” ujarnya, Rabu (8/4/20).

Rinciannya, 132.297 pekerja atau buruh di 14.697 perusahaan dirumahkan. Kemudian, terdapat 30.137 pekerja dari 3.348 perusahaan yang di-PHK.

Andri menjelaskan, saat ini data yang dihimpun Dinas Nakertrans dan Energi DKI Jakarta telah dilaporkan kepada pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.

“Kami tinggal menunggu tindak lanjut atau eksekusinya saja dari kementerian,” terangnya.

Ia menambahkan, pendataan ini sesuai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat dalam rangka percepatan dan perluasan implementasi Program Kartu Prakerja melalui pelatihan keterampilan kerja dan pemberian insentif kepada para pekerja yang di PHK. Termasuk para pekerja yang dirumahkan tapi tidak menerima upah (unpaid leave). 

“Kuota pendataan untuk Jakarta 1.646.541, baru 162 ribu pekerja yang mendata. Kalau ada arahan lebih lanjut dari kementerian akan kami infokan lagi,” terang Andri lagi.

Menurut dia pendataan masih terus dilakukan oleh Nakertrans dan Energi DKI Jakarta. Bahkan pihaknya juga membuka pengaduan bagi para pekerja dan karyawan yang terkena PHK sepihak tanpa upah yang ditentukan.

Data tersebut nantinya akan dihimpun Dinas Nakertrans dan Energi DKI Jakarta untuk disampaikan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.

“Kami minta mereka yang terdampak agar dapat mengisi data lengkap dan valid agar bisa dibantu,” imbuh Andri.

Ia menambahkan, pihaknya terus menyebarluaskan informasi pendataan daring ini melalui Whatsapp blast kepada serikat dan federasi pekerja, Apindo, Kadin, Dewan Pengupahan, dan ketua asosiasi lainnya.

pasang iklan di sini