
Peluangnews, Tangerang – Direktur Kerjasama Pendanaan dan Pembiayaan Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Muhammad Yusuf mengajak manajemen Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) untuk meningkatkan kinerja Kopmen BMI melalui peningkatan tata kelola koperasi yang baik (Good Cooperative Governance/GCG).
Yusuf menyampaikan, bahwa fungsi PIP sebagai pendorong sesuai dengan tugas dan fungsi lembaga pemerintah. Ia menyampaikan, bahwa PIP adalah badan layanan umum di bawah Kemenkeu yang bertugas menyalurkan pembiayaan Ultra Mikro (UMi).
“Yang kita sasar adalah masyarakat yang unbankable” tegas Yusuf, Selasa di Tangerang, (18/7/2023).
Ia menjelaskan, bahwa tujuan PIP adalah menyediakan pembiayaan yang murah dan cepat bagi pelaku usaha ultra mikro dan menambah jumlah wirausahawan yang mendapat fasilitas pemerintah.
Jadi kata Yusuf, bahwa penyaluran dilakukan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), adapun platfon maksimal saat ini adalah Rp 20 juta/debitur.
Direktur PIP menambahkan, bahwa pelaku usaha mikro memiliki NIK dan tidak sedang menerima Kerdit Usaha Rakyat (KUR).
“Penerima manfaat program ini saat ini 8,2 juta orang dengan total penyaluran Rp 29,7 triliun melalui 72 penyalur dengan menjangkau 509 kabupaten/kota,” jelas Yusuf.
Direktur PIP menekankan, GCG didorong melalui lengkapnya legalitas Lembaga. Ia juga mendorong tata kelola bisnis menjadi semakin baik.
“Adanya peraturan atau kebijakan, pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT), Standar operasional Prosedur (SOP) aspek pembiayaan, bagaimana manajemen risiko, bagaimanan pendampingan, teknologi informasi, edukasi dan literasi keuangan bagi anggota dan digitalisasi sistem pembayaran” papar Yusuf.
Direktur PIP menekankan, adanya laporan keuangan yang akuntabel, laporan keuangan yang diaudit.
Dengan melalui layanan PIP, maka harus melakukan pelatihan untuk pengurus, manajer ataupun Account officer (AO) sehingga kompetensi pengelola akan meningkat. Dalam hal penyediaan modal pembiayaan PIP mendorong usaha produktif dan tarif yang rendah. PIP juga mendorong kinerja dan kesehatan koperasi.
Selanjutnya, Branch Manajer BSI KC BSD ITC Tamaruddin menekankan, pada tata kelola unit kerja, ia berbagi pengalaman tentang bagaimana dirinya menjalankan tata kelola yang baik di BSI cabang BCD ITC.
“Selaku pimpinan dan tim di BSI tidak bisa memilih anggota tim siapa saja. Di sinilah tantangan sebuah unit kerja” ujar Tamaruddin.
Oleh karena itu, yang diperlukan adalah kesiapan untuk beradaptasi. “Tantangan terberat adalah ego kita sendiri. Tantangan berikutnya adalah kadang ego kita tumbuh, tetapi kita harus senantiasa mengajak sekaligus memberikan teladan. Kita harus punya visi yang sama” tegas Tamaruddin.
“AKHLAK di BSI yang juga merupakan inti dari filosofi BUMN saat ini kita jadikan pegangan. Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif menjadi ruh dasar pekerjaan kita. Masing-masing dari kita, kita tetapkan PIC dan target yang harus dicapai. Masing-masing PIC kita arahkan agar mereka berhasil dalam pekerjaannya. Yang terpenting harus memberikan contoh pada tim kerja,” tambah dia. (alb)