TANGSEL—“Kalau saya ajarkan bikin sabun modal Rp2 ribu per liter, ada yang mau nggak?” Demikian sebuah status dari Diany Tresna beberapa waktu yang silam. Gara-gara status ini warga Pamulang Permai, Tangerang Selatan di-bully atau dirundung.
Sebetulnya alumni jurusan arsitektur sebuah perguruan tinggi ini sudah sepuluh tahun membuat deterjen, karena sudah mendirikan usaha laundry dengan brand Salwa Laundry pada 2007. Diany menjadi salah satu perintis laundry kiloan di Tangerang.
“Setelah saya kenal sebuah bahan sabun, kok lebih bagus dari pada sabun yang saya bikin selama ini, akhirnya saya memutuskan untuk usaha pembuatan sabun. Karena pernah dibully, saya memberi nama brand Saboen Boelly,” ujar Diany ketika dihubungi Peluang, Sabtu (5/12/20).
Pada April lalu, Diany mendaftarkan ke HAKI , tinggal menunggu sertifikat. Diany menjual paket sabun, masih mentah dengan berat 3 kilogram atau setara 30 liter. Total Diany mempunyai 18 varian sabun dengan harga Rp20 ribu (untuk santuan terkecil hingga Rp250 ribu.
Usaha rumahan dengan tiga karyawan, usaha sabun ini berkembang dengan pemasaran melalui media sosial dan di gerai 212 Mart. Jangkauan pemasarannya pun seluruh Indonesia. Diany mengaku selama enam bulan usahanya berjalan meraup omzet sekira Rp550 juta, namun pengeluarannya juga besar sekitar Rp526 juta.
Selain itu Diany juga membuat hand sanitizer dan disinfektan yang menopang usahanya. “Hasilnya laris seperti kacang goreng,” tambahnya.
Ke depan Diany berencana mendirikan pabrik dan sudah membeli tanah di kawasan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
“Saya mau mendirikan pesanten di sana, bersama pabrik sabun. Rencananya anak-anak santri bisa saya biayain dari hasil pabrik itu,” pungkasnya (Van).







