Ikon kota ini Danau Sentani dan Jembatan Youtefa. Belanda mewariskan jaringan jalan dan Gedung-gedung fasilitas publik. Jayapura terpacu naik level menjadi kota pintar (smart city).
INILAH ibu kota provinsi yang terletak paling timur di Indonesia. Jayapura namanya, di Provinsi Papua. Berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Posisinya di Teluk Jayapura. Jayapura merupakan satu-satunya wilayah administrasi di Provinsi Papua yang berstatus sebagai kotamadya. Secara historis, Kota Jayapura telah lama bersentuhan dengan dunia luar.
Hal itu ditunjukkan dengan adanya orang-orang yang pernah singgah di Tanah Papua. Salah satunya, Ynico Ortis de Fretes, orang berkebangsaan Spanyol. Dengan kapalnya yang bernama “San Juan”, Ynico berlayar pada 16 Mei 1545 dari Tidore ke Meksiko. Dalam perjalanan tersebut, rombongan Ynico tiba di sekitar muara Sungai Mamberano pada 16 Juni 1545.
Didirikan oleh Kapten Infanteri FJP Sachse dari Kerajaan Belanda pada 7 Maret 1910. Sampai dengan tahun 1962, kota ini dikenal dengan nama Hollandia. Statusnya sebagai ibu kota distrik di timur laut Pulau Papua. Kota Jayapura memiliki dua pusat kota yang merupakan pusat pertumbuhan, yaitu Kecamatan Abepura dan Kecamatan Jayapura Utara.
Terbentuknya dua kota ini tidak telepas dari sejarah Kota Jayapura. Sebelumnya, dua kota tersebut merupakan pusat Kota Hollandia yang ditetapkan oleh pemerintah Belanda dan pasukan Sekutu (yang dikomandoi Amerika Serikat ketika Perang Dunia II). Dua kota tersebut awalnya bernama Hollandia Binnen yang kini menjadi Abepura dan Hollandia Haven yang kini Jayapura Utara.
Kota ini sempat disebut Kota Baru dan Sukarnopura (Sukarnapura, 1964) sebelum permanen menyandang namanya seperti sekarang, pada tahun 1968. Arti literal dari Jayapura, sebagaimana kota Jaipur di Rajasthan, adalah ‘Kota Kemenangan’ (bahasa Sanskerta: jaya berarti “kemenangan”; pura itu “kota”).
Bagian utara dari Belanda Nugini diduduki oleh pasukan Jepang pada tahun 1942. Pasukan Sekutu mengusir Jepang setelah pendaratan amfibi dekat Hollandia sejak 21 April 1944. Daerah ini menjadi markas Jenderal Douglas MacArthur sampai penaklukan Filipina, Maret 1945. Lebih dari 20 pangkalan Amerika didirikan dan setengah juta personelnya bergerak melalui daerah ini.
Kota Jayapura sempat direbut Jepang pada 1942. Lalu, pada tahun 1944 dijadikan basis pertahanan Amerika Serikat pada Perang Dunia II. Namun, bentuk dan kekhasan yang ditinggalkan pada saat zaman Belanda telah tergerus oleh perubahan sosial-budaya. Sehingga, kesinambungan sejarah kawasan kota seolah terputus akibat pengendalian perkembangan yang kurang memperhatikan aspek morfologi kawasan.
Kota Jayapura masuk dalam pemerintahan Belanda dengan fungsi awal untuk mengatur strategi perang pada masa itu (PD-II). Saat itu, kota tersebut sebagai wilayah pertahanan militer dan wilayah pemerintahan. Sebagian, wilayah lainnya digunakan sebagai permukiman, sarana sosial, pendidikan, dan kesehatan.
Wilayah Jayapura kembali ditempati sebagai pusat pemerintahan Belanda pada akhir PD II, 1946. Pada 1958, pemerintah Belanda memindahkan pusat pemerintahan ke Hollandia Haven (Jayapura Utara). Keberadaan kedua wilayah yang pernah menjadi pusat aktivitas pada masa pemerintah Belanda itu menghasilkan pusat area perkotaan di Kota Jayapura.
Wilayah Irian Jaya definitif kembali ke Indonesia 1 Maret 1963. Sejak saat itu hingga sekarang, banyak sekali kemajuan dan perubahan di Irian Jaya. Tahun 1999, Presiden Abdurrahman Wahid mengakomodir hasrat masyarakat Papua: mengubah nama Irian Jaya menjadi Papua. Di dalam Manifest yang dicetuskan Komite Nasional Papua dinyatakan, “Nama tanah kami menjadi Papua Barat dan nama bangsa kami menjadi Papua.”
Sebagai ibu kota Provinsi Papua, Kota Jayapura memiliki beragam fungsi, yaitu pusat pemerintahan, perekonomian, perdagangan, industri, pariwisata, dan pendidikan. Biasanya, para pengunjung yang datang ke Jayapura membawa makanan sendiri dari kotanya karena di Jayapura sangat sulit menemukan penduduk asli yang membuka usaha rumah makan sendiri. Terlebih, secara umum harga beberapa barang di Jayapura juga lebih mahal dibanding kota lain di Papua.
Berbeda dengan penamaan yang umum di wilayah Tanah Air, Kota Jayapura tidak memiliki kecamatan. Istilah yang digunakan adalah distrik. Kata distrik tersebut berarti sebuah daerah yang menjadi bagian dari kabupaten. Maka itu, distrik tetap setara dengan kecamatan atau desa. Jayapura terbagi menjadi lima distrik dengan 25 kelurahan.
Dalam banyak hal, Papua kerap diidentikkan dengan Danau Sentani. Danau berisi 22 buah pulau dengan keindahan latar Pegunungan Cyclops. Salah satu pulau yang terkenal yaitu Pulau Asei. Dari sini dihasilkan kerajinan tangan khas Papua, seperti kain kulit kayu bermotif indah. Pada 1944, danau tersebut diambil alih oleh Angkatan Darat Amerika dari Jepang. Jenderal McArthur, salah satu legenda Perang Dunia, juga pernah tinggal di danau ini.
Belakangan, Jembatan Youtefa boleh dibilang tampil sebagai ikon lain Jayapura. Inilah jembatan kebanggaan masyarakat Papua karena statusnya sebagai jembatan terpanjang di provinsi itu. Jembatan Youtefa menjadi landmark baru Papua, dengan track record: meraih dua rekor MURI dengan kategori pengiriman jembatan rangka baja utuh dengan jarak terjauh dan pemasangan jembatan rangka baja utuh terpanjang.
DI TENGAH hasrat membangun infrastruktur dasar yang memadai, kemajuan bidang komunikasi antarwarga di kota ini cukup positif. Pada hari-hari belakangan, 96 persen wilayah di Kota Jayapura sudah tersambung oleh akses komunikasi berkualitas. Infrastruktur dan layanan telekomunikasi berkualitas yang dibangun dengan konsep kota cerdas (smart city) cukup mampu mendorong pertumbuhan sosial ekonomi yang lebih baik.
Momentum rangkaian perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX dan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI sepanjang September dan November 2021 sepatutnya mendukung kota-kota di Papua berkembang menuju kota cerdas. Ibukota Provinsi Papua, Kota Jayapura, tentu saja menjadi titik rujukan perkembangan kota cerdas berkelanjutan di Bumi Cendrawasih.
Modal infrastruktur komunikasi, seperti jaringan fiber optik untuk mendukung pelayanan publik berbasis digital, sudah dirintis secara memadai. Yakni sejak Jayapura masuk menjadi bagian dari pengembangan 100 smart city seluruh Indonesia. Momen perhelatan PON dan Peparnas Papua 2021 menjadi pemicu untuk menguatkan akses telekomunikasi yang dihajatkan semenjak 2018 itu.
Dewasa ini, 96 persen wilayah di Kota Jayapura sudah tersambung oleh akses komunikasi berkualitas. Sebanyak 41 BTS dibangun Telkomsel dalam rangka menyambut PON dan Peparnas, khususnya di wilayah Jayapura. Desain Smart City tersebut, yang sudah dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengan Daerah (RPJMD) Pemko Jayapura 2017—2022, memuat strategi untuk pembangunan Jayapura sebagai kota cerdas dan modern.●(Zian)