Pada umumnya sekadar hobi. Namun, di antara mereka ada yang mengambil inisiatif bergerak di bidang konservasi dan pelestarian kura-kura. Khususnya jenis kura-kura yang eksistensinya terancam punah, seperti kura-kura Balawa, Bulus.
SEPERTI kebanyakan komunitas pecinta reptil, kelompok pecinta kura-kura dapat dijumpai di berbagai kota. Kelompok-kelompok kecil itu mungkin berawal dari suka, lalu ketagihan, atau hanya ketularan. Lalu ngumpul bareng secara reguler untuk menegaskan kesamaan minat. Lalu meningkat lebih agresif jika di antara anggota komunitas gemar berorganisasi, gaul, dan amat bersemangat dengan binatang gerak lamban yang jadi ‘hiburan’ di waktu-waktu senggang.
Peminat makhluk berbatok keras ini umumnya kawula muda, meski di sana sini terdapat generasi 40-an atau 50-an. Mereka berhimpun dalam sebuah komunitas, dengan berbagai nama (lokal), umumnya sebagai wadah pembelajaran bagi sesama pencinta reptil. Di sana terbuka peluang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman: bagaimana cara terbaik memelihara agar kura-kura merasa nyaman hidup di luar habitat aslinya di alam terbuka.
Para pecinta kura-kura di Serang, Cilegon, misalnya, berhimpun di sebuah wadah dengan nama Komunitas Pecinta Kura-kura Serang Cilegon (PKSC). Mereka mengaku terinspirasi oleh komunitas pecinta kura di luar daerah bernama Pasara (Pasar Kura-kura) dan KKJ (Kampung Kura Jawa Timur) yang biasa eksis di dunia komunitas hewan.
Gelaran kegiatan komunitas PKCS yang berdiri tahun 2014 ini lumayan meriah. Antara lain, gathering bulanan di CFD Cilegon dan Alun-alun Kota Serang, Perayaan Hari Kura-kura sedunia, gathering rutin per 6 bulan pecinta kura-kura se-Jabodetabek, kontes kura-kura se-Jabodetabek, gathering rutin lintas komunitas Banten, dan pemberian pakan kura-kura Belawa di Cirebon.
Tak kalah menarik dengan kegiatan di komunitas Cilegon, Komunitas Marbud Surabaya melakukan kunjungan ke SD Muhammadiyah 16. Tujuannya tak lain untuk berbagi pengalaman dan menceritakan fakta menarik seputar penyu. Bagi para siswa, sajian materi pengetahuan nonkurikuler itu tentunya akan jadi pengalaman yang mengesankan. Kunjungan edukasi sebagai bentuk kepedulian akan kelestarian penyu itu dilakukan setelah mereka melakukan Fun Trip Merubetiri 2016.
Komunitas pecinta kura-kura secara kategori terbagi atas pecinta kura-kura air (turtle) dan kura-kura darat (tortoise). Untuk ajang gathering/ngumpul bareng, mereka sering memilih lokasi di Monas Jakarta, atau di mal-mal di Jabodetabek. Nun di Jawa Tengah sana, Komunitas “Paksemar” atau Pasar Kura-Kura Regional Semarang, setiap hari Ahad, saat Car Free Day, melakukan kumpul bareng di Taman KB.
Pesan yang hendak disampaikan kelompok-kelompok pecinta kura-kura bias disimpulkan demikian: mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan alam sekitar; mengedukasi kepada masyarakat umum dan anggota komunitas tentang dunia kura-kura; mengadakan kegiatan yang dapat menciptakan tumbuhnya kecintaan masyarakat terhadap kura-kura.
Namun, di antara mereka ada yang mengambil inisiatif bergerak di bidang konservasi dan pelestarian kura-kura. Khususnya terhadap jenis kura-kura yang eksistensinya terancam punah, seperti kura-kura Balawa, Bulus. Wujudnya? Menyelamatkan kura-kura dari orang yang ingin melepas-liarkan kura-kura yang bukan di habitatnya, karena bisa merusak ekosistem alam. Atau menyelamatkan penyu dari perburuan liar dan perdagangan ilegal, karena populasi penyu di alam lepas yang semakin langka.
Untuk spesifikasi yang lebih rinci, beberapa jenis kura-kura peliharaan anggota komunitas adalah: Siebenrockiella crasiollis (kura-kura pipi putih) Red earded slider/tracemys scripta elegans (kura-kura Brazil) Yellow belly hybrid, Pelodiscus sinensis, Indian star tortoise, Cyclemys dentata (kura-kura daun), Hermani tortoise, Cuora amboinensis (kura-kura batok), Common snapping turtle/chelydra serpentina, dan Aligator snapping turtle/macrochelys terminickii.
Jenis RES Hypo/Pastel Yellow Belly memikat hati para pecinta kura Brazil dengan satu di antara sejuta warna, kura-kura ini tampak layaknya butiran sebuah salju, tanpa dua ekor yang persis sama. Jenis Ghost Red Eared Sliders Turtle merupakan jenis yang dicintai oleh para pecinta RES karena kura ini memiliki pola warna yang langka pada sebagian besar pigmen di kulit dan tempurungnya. RES jenis ini tergolong amat langka karena hanya lahir seekor di antara sejuta ekor RES normal.
Jenis lain yang tak kalah menarik adalah kura kura kaki gajah (Manouria emys). Ini salah satu dari sedikit tortoise atau kura kura darat terbesar di Asia. Emys dapat tumbuh hingga mencapai panjang sekitar 80cm dengan berat sekitar 37 kilogram. Di Indonesia, kura-kura Emys tersebar dari Sumatera hingga Kalimantan. Sedangkan di Asia, penyebarannya meliputi Timur India, Bangladesh, Myanmar Selatan & Timur, Thailand, hingga Malaysia.
Di habitat alaminya—bukan sebagai satwa piaraan para komunitas reptil—penyu bisa jadi mengemban tafsir yang sangat filosofis-religius. Dia satwa jenis reptil laut yang besar, berumur panjang, dan tak tampak buas, bisa digambarkan sebagai pesan berjalan yang dibiarkan berenang di lautan lepas oleh Tuhan agar manusia berpikir untuk apa makhluk itu diciptakan.●(dd)