Jakarta (Peluang) : Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga Fed Fund Rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25-4,5 persen dalam pertemuan kebijakan moneter akhir tahun.
Penetapan ini menjadi keputusan kenaikan suku bunga yang terakhir pada tahun 2022, yang mana posisinya mencapai yang tertinggi sejak 15 tahun terakhir.
Dengan kenaikan ini, The Fed tercatat sudah mengerek suku bunga sebanyak tujuh kali secara berturut sejak awal tahun ini untuk meredam lonjakan inflasi di Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan trading economic, Kamis (15/12/2022), Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral akan tetap pada jalur kenaikan suku bunga untuk mengembalikan inflasi AS ke level normal yakni 2 persen.
Ketetapan kenaikan suku bunga pada Desember 2022 ini mengikuti data Departemen Tenaga Kerja AS yang menunjukkan perlambatan inflasi.
Pada Selasa, 13 Desember 2022 waktu setempat, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi sebesar 7,1 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) untuk periode November 2022 yang mana angkanya di bawah ekspetasi 7,3 persen yoy dan 7,7 persen yoy pada bulan sebelumnya.
Kendati demikian, inflasi ini jauh dari kondisi normal di AS, sehingga The Fed memutuskan untuk tetap agresif.
The Fed memperkirakan kemungkinan akan menaikkan suku bunga hingga mencapai 5,1 persen di tahun depan. Artinya masih ada ruang kenaikan sebesar 150 basis poin dari saat ini.
Pada tahun 2024 suku bunga diharapkan bisa kembali turun menjadi 4,1 persen dan turun lagi ke level 3,1 persen di 2025.
Sementara itu, The Fed merevisi pertumbuhan ekonomi AS tahun ini menjadi lebih tinggi dari naik 0,2 persen menjadi 0,5 persen. Namun, untuk tahun 2023 diturunkan dari naik 1,2 persen menjadi 0,5 persen.
Begitu juga dengan perkiraan inflasi direvisi lebih tinggi untuk 2022 dari 5,4 persen jadi 5,6 persen dan 2023 dari 2,8 persen jadi 3,1 persen, serta 2024 dari 2,3 persen menjadi 2,5 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim melalui risetnya mengungkapkan bahwa pada dua pertemuan awal tahun 2023, The Fed kemungkinan akan melambatkan lagi kenaikan suku bunga menjadi 25 basis poin.
“Pedagang sekarang bertaruh pada kenaikan 25 basis poin pada masing-masing dari pertemuan pertama The Fed tahun 2023 dengan kemungkinan kenaikan terakhir bisa terjadi pada Mei,” tandas Ibrahim.