hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Wisata  

Desa Wisata Cibuluh Siap Masuk “New Normal”

SUBANG—-Desa Wisata Cibuluh, Kabupaten Subang, Jawa Barat bersiap memasuki era new normal menyambut wisatawan. Gubenur Jawa Barat Ridwan Kamil, Jumat (12/6/20) menyampaikan bahwa Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, dan Kota Cimahi kini masuk ke zona biru dari sebelumnya zona kuning Dengan demikian ketiga daerah itu boleh 100 persen dengan syarat tetap menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan

Ketua Bumdes Tarungjaya Desa Cibuluh Daming Agus Hidayat, pihak yang mengelola  Desa Wisata Cibuluh menuturkan pihaknya tetap mengikuti protokol kesehatan dan dipantau oleh dinas pariwisata kabupaten dan provinsi.  Untuk memasuki desa ini wisatawan tetap diminta menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Di dekat gerbang terdapat sarana cuci tangan.

Desa Wisata Cibuluh berdiri hasil dari kerja sama Bumdes dengan Yayasan Bale Budaya Bandung(YB3) pada 5 Februari  2016. Pihak YB3 menyarankan menjalankan usaha yang sifatnya pemberdayaan dan memanfaatkan potensi yang ada tanpa harus memulai membangun infrastruktur, alat dan modal besar.

“Akhirnya disepakati oleh pemdes bahwa bumdes akan merintis jasa layanan wisata sesuai potensi apa adanya (alam, seni,  kehidupan masyarakat,  bahasa, dan  budayanya baik tani atau ladang) untuk kemudian dijual melalui promosi yang bumdes lakukan dengan YB3,” papar Daming ketika dihubungi Peluang melalui WA, Minggu (14/6/20).

Lanjut Daming, per bulan jumlah pengunjung rata-rata mencapai  650dari target 2000 pengunjung. Rata-rata kendaraan pribadi bukan bus.  Pasar kebutuhan pengunjung 70% mengejar pesona alam sungai (rafting,  tubing,  bodyrafting),  20% seni,  10 % edukasi budaya.

“Pendapat Asli Daerah  ke desa sesuai ADART Bumdes 20% dari total hasil bersih usaha bumdes (unit air,  unit layanan jasa keuangan,  dan unit pariwisata). Secara parsial unit pariwisata untuk 2019 baru sebesar Rp8 jutaan,” paparnya.

Daming mengakui mayoritas masyakrakat desa belum sadar bahwa mereka itu adalah menjadi sasaran/tujuan oleh wisatawan. Masyarakat belum sadar bahwa kedatangan tamu wisata itu bukan hanya destinasi alam dan budaya saja  yang jadi sasaran.

“Masyarakat belum tergugah citarasa bisnisnya dg seringnya kedatangan tamu wisata.  Masih jadi penonton di desanya sendiri,” ungkap Daming.

Desa Wisata Tingkatan Ekonomi Warga

Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar menargetkan ada 30 Desa Wisata baru pada 2020. Menurut Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum selain mendorong sektor pariwisata,

“Desa Wisata sekaligus bertujuan meningkatkan ekonomi warga desa karena terlibat secara langsung. Fokus Pemdaprov Jabar kepada desa ini pun bagian dari upaya memajukan Indonesia,” kata dia beberapa waktu lalu.

Sementara itu staf pengajar Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Widyastuti mengatakan, desa wisata itu ada yang memang direncanakan (dibentuk) menjadi desa wisata dan memang ada yang tumbuh alami dari pola kehidupan masyarakat.

“Desa wisata yang tumbuh alami yang berdasarkan berbasis masyarakat. Tetapi, desa wisata yang dibentuk (disetting) juga bisa berbasis masyarakat bilamana ada potensi masyarakat yang bisa digarap menjadi atraksi wisata,” ujar dia, seraya menyebut  pengelolaan desa wisata Penglipuran di Bali dan Desa Wisata Krebet di Yogyakarta sebagai contoh yang baik.

Praktisi wisata Anton Thedy memberi masukan sebuah desa wisata bisa menarik biro perjalanan bila unik, lokasi mudah dicapai, fasilitas memadai dan faktor kebersihan, serta kesehatan, keamanan dan kenyamanan.

“Biayanya juga harus terjangkau dan pihak pengelola melakukan sosialisasi ke biro perjalanan. Selain itu informasi desa wisata ini bisa diakses secara daring dan media sosial,” pungkas dia (Irvan Sjafari).

pasang iklan di sini