octa vaganza
Wisata  

Desa Penglipuran di Bali, 1 Dari 3 Desa Terbersih Sejagad

Pemantauan sebuah tim kerja dunia dengan kriteria yang ketat mendaulat tiga desa terbersih di muka bumi. Satu di Belanda, satunya lagi di India, adapun yang ketiga tercatat atas nama Indonesia.

ASOSIASI pikiran paling manusiawi tentang desa adalah tempat yang sejuk, asri, tanpa hingar bingar. Jauh dari bangunan bertingkat, tanpa polusi udara, dan tanpa ribuankendaraan bermotor yang berlalu lalang. Di dunia ini, etah  berapa juta jumlah desa. Tapi hanya ada tiga desa yang berehasil menjadi desa terbersih sejagad raya. Di ketiga desa ini, kita tidak akan melihat sampah yang berserakan. Tidak juga melihat mobil berhenti karena macet, udara sangat segar alami, bahkan lebih banyak tanaman hijau yang menyejukkan indera mata dan pikiran. Believe it’s ot not, salah satu desa terbersih di dunia bahkan ada di Indonesia.

Di mana saja desa-desa ciamik tersebut? Berikut tiga desa terbersih di dunia menurut 

1. Desa Giethoorn, Belanda

Desa terbersih pertama ada di Provinsi Overijssel, Belanda. Desa Giethoorn yang terletak di Kotamadya Steenwijkerland disebut sebagai Little Venice. Berdiri tahun 1230, desa ini hanya bisa diakses menggunakan perahu. Tidak ada mobil ataupun sepeda motor. Selain perahu, warga sehari-hari biasanya berjalan kaki. Di ana tersedia 176 jembatan, taman, dan tempat-tempat indah lainnya. Setiap tahunnya tak kurang dari 150.000 wisatawan yang berkunjung ke tempat ini. Populasi Desa Giethoorn tak lebih dari 2.620 warga saja.

2. Desa Mawlynnong, India

Mawlynnong adalah sebuah desa yang berada di Distrik East Khasi Hills di India. Pada tahun 2003, desa ini disebut sebagai desa terbersih di Asia. Tersedia cukup banyak daya tarik alam yang disuguhkan desa cantik ini. Sampai Juni 2015, desa ini hanya dihuni oleh 500 penduduk dan ada sekitar 95 keluarga. Mata pencaarian warga 100 persen bertani, terutama tanaman sirih. Untuk kebersihan, warga membuat tempat sampah dari bamboo, lalu diarahkan ke pit kemudian diolah menjadi pupuk.

3. Desa Penglipuran, Indonesia

Indonesia juga menempatkan satu wakilnya dalam tiga desa terbersih di duniaDesa Penglipuran terletak di Bangli, Bali Timur. Desa ini terkenal dengan jalan yang bersih klimis, banyak area taman, dan tempat sampah tersedia setiap 30 meter.Sejak 1995, desa ini sudah ditetapkan sebagai desa wisata. Wisatawan boleh berkunjung ke sini tapi harus menaati protokol kebersihan. Selain bersih, desa ini juga sangat menjaga keindahan dan kerukunan warganya.

Desa Penglipuran merupakan salah satu desa Daerah Tujuan Wisata (DTW) utama di Kabupaten Bangli. Desa Adat Penglipuran berlokasi di Kabupaten Bangli, sekitar 45 km dari Denpasar. Jika bicara usia, desa indah ini memang desa tua. Desa Adat Penglipuran ini sudah eksis sejak 700-an tahun yang lalu, yaitu pada zaman Kerajaan Bangli.

Nama Penglipuran berasal dari kata Pengeling Pura yang berarti tempat suci untuk mengingat para leluhur. Hal yang unik dari desa ini adalah kemampuannya mempertahankan tradisi berumur ratusan tahun. Segala pengembangan fisik desa dan pengembangan budayanya masih mengacu dan berpegang teguh pada kearifan leluhur. Untuk upacara adat tertentu, misalya, mereka masih harus memohon restu kepada (arwa) para leluhur.

Jalan desa sebagai pemisah dipertahankan bebas dari kendaraan roda empat. Jaan itu tidak menggunakan aspal tetapi paving block dan batu sikat. Rumah setiap keluarga dalam setiap kaveling tampak hampir seragam semuanya, berada dalam pekarangan dan dibatasi oleh pagar tembok serta memiliki gerbang khas Bali sebagai pintu masuk.

Setiap pekarangan mempunyai beberapa bangunan berupa ruangan tidur, ruangan tamu, dapur, balai-balai, lumbung dan tempat sembahyang. Antara satu pekarangan dengan pekarangan lainnya terdapat jalan sempit yang menghubungkan keduanya. Jadi, relasi sosial pun bakan mereka tunjukkan daam ekspresi tata ruang.

Bangunan berarsitektur tradisional, dengan material tiang dari kayu dan atap yang khas dari bambu, menjadi salah satu keunikan bangunan di Penglipuran. Penggunaan bambu yang cukup dominan merupakan salah satu bentuk kearifan dalam memanfaatkan bahan almi di sekitarnya. Di Penglipuran, 40 persen wilayahnya merupakan hutan bambu. Material untuk bangunan bisa diambil dari hutan ini. Di samping untuk bangunan, bambu juga digunakan untuk bahan barang kerajinan dan kebutuhan untuk ritual.

Dari sisi ekologis, hutan bambu sangat penting untuk menahan erosi mengingat kondisi lahan desa yang miring. Desa ini menganut tata ruang dengan Konsep “Tri Mandala”. Maksudnya, wilayah desa dibagi ke dalam tiga ruang yang berbeda berdasarkan fungsi, yaitu utama, madya dan nista. Letak ketiga ruang ini membujur dari utara (gunung) ke selatan (laut), dengan jalan desa lurus berundak sebagai poros tengah, memisahkan ruang madya menjadi dua bagian.

Di paling utara pada zona utama atau “ruang pada dewa” berdiri bangunan suci pura bernama Penataran, tempat beribadah para penduduk desa. Adapun zona madya atau “ruang manusia” terdapat 76 petak pekarangan dan rumah tempat bermukim warga terbagi ke dalam dua jajaran, yaitu barat 38 dan timur 38. Bagian paling selatan adalah “nista mandala” atau “ruang bagi manusia yang telah meninggal” berupa tempat pemakaman penduduk desa.

Penataan struktur Desa Penglipuran tersebut tidak lepas dari budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat adat Desa Penglipuran yang sudah berlaku turun temurun. Perpaduan tatanan tradisional dengan banyak ruang terbuka dan pertamanan yang asri membuat para wisatawan bisa merasakan nuansa Bali pada jaman silam.

Keteraturan yang ada di Desa Penglipuran ini tidak lepas dari konsep tata ruang yang disesuaikan dengan konsep tata ruang dalam ajaran agama Hindu, yaitu Tri Mandala. Kegigihan para penduduknya untuk memperjuangkan keaslian desa juga patut mendapat apresiasi tinggi. Tidak mengherankan jika Desa Penglipuran pernah diganjar anugerah Kalpataru beberapa taun yang lalu. ●(Nay)

Exit mobile version