Cikal bakal Denpasar adalah sebuah taman di masa Kyai Jambe Ksatrya, Raja Badung masa lampaoe. Dikenal wisman sejak awal abad silam, promosi Denpasar (bahkan Bali) justru dilakukan pelancong yang pernah datang berkunjung.
Bagi masyarakat internasional, Bali lebih populer ketimbang Indonesia. Itu adagium lama yang tak terbantahkan. Lagipula, tradisi pariwisata di Pulau Dewata berakar tunggang jauh ke era pra kemerdekaan Republik. Menyebut Bali hampir identik dengan Denpasar, ibu kota provinsi yang sekaligus pintu masuk ke pulau sejuta patung itu.
Dalam hal akses internasional, misalnya, Bandara internasional Ngurah Rai punya penerbangan langsung dari 19 negara, tanpa melalui Jakarta. Sebagai ibu kota provinsi, Denpasar dengan luas wilayah 127,78 km² itu dihuni 4,2 juta penduduk. Terkait sumber rekrutmen SDM lokal, kota ini memiliki 12 sekolah tinggi, 7 universitas, 3 institut, 3 politeknik, dan 3 akademi.
Pembangunan pariwisata berpengaruh kuat terhadap perubahan struktur dan peningkatan perekonomian di Kota Denpasar. Namun struktur perekonomian Kota Denpasar sedikit berbeda bila dibandingkan dengan struktur perekonomian Provinsi Bali pada umumnya, dengan menempatkan sektor perdagangan, hotel dan restoran mendominasi pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Denpasar.
Ekonomi Kota Denpasar didongkrak produksi barang kerajinan berupa barang kerajinan untuk cenderamata, seperti ukiran dan patung. Ekonomi kreatif yang potensial berkembang yaitu animasi, feisen, kerajinan dan layanan komputer & piranti lunak (startup & software).
Industri ini kini tengah tertekan terkena dampak krisis, persaingan antardaerah dan persaingan antarnegara berkembang Asia—Vietnam, Thailand, India, Malaysia dan Cina. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Juni 2018) tercatat 2,18 persen.
Perkembangan pariwisata Bali dapat ditelusuri, semenjak kedatangan pelaut Belanda di pulau Bali, 1597. Kapten kapal pelaut Belada yang bernama Cornelis de Houtman. Meneer-meneer Belanda datang dari Batavia mau ke Lombok lalu singgah di Bali. Tiga abad kemudian, 20 September 1906, kapal perang Belanda mendarat di Pantai Sanur, pemicu perang (Puputan Badung).
Sejak dahoeloe kala, Bali tidak pernah melakukan promosi wisata. Keindahan Bali justeru dipromosikan para wisman. Misalnya, melalui kanvas pelukis Antonio Blanco di tahun 1930-an. Berbagai destinasi wisata di Bali selalu mendapat penghargaan dari berbagai negara. Misalnya, wisata terbaik, pantai terbaik, spa terbaik, hingga resor terbaik.
Umumnya obyek wisata Bali berada di luar Kota Denpasar. Di dalam kota ada beberapa. Museum Bali; Pura Jagatnatha, Pura Terbesar di Denpasar; Lapangan Puputan; Pantai Sanur adalah spot untuk menyaksikan matahari terbenam, sunset; Pantai Sindu untuk penggemar pemandangan matahari terbit, sunshine; Simpang Dewa Ruci dengan patung di tengah jalan.
Denpasar berasal usul dari sebuah taman. Yaitu taman kesayangan Raja Badung waktu itu, Kyai Jambe Ksatrya. Taman ini unik, semacam vila persitirahatan zaman now, karena dilengkapi dengan tempat untuk bermain adu ayam, hobinya Kyai Jambe Ksatrya.
Denpasar berasal dari kata “den”= utara, dan “pasar” = pasar. Kini, taman tersebut menjadi Jaya Sabha, rumah jabatan untuk Gubernur Bali. Denpasar resmi sebagai sebuah kota pada 1788. Didirikan oleh I Gusti Ngurah Made Pemecutan, keturunan dari Puri Pemecutan.
Nama Denpasar pada awalnya belum merujuk pada kota tertentu. Puri Denpasar sempat dihancurkan kolonialisme Belanda dalam Perang Puputan Badung.
Belakanganan, bangunan bekas Puri Denpasar hanya digunakan sebagai kantor Asisten Residen Bali Selatan dan juga Kontroleur Badung. Puri Denpasar direnovasi oleh Cokorda Alit Ngurah, dan pada 1929 sebagai Regent Badung.●(dd)