
Peluangnews, Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) berkomitmen kuat untuk turut mempercepat transisi energi di Indonesia dan mengelola bisnis yang bertanggung jawab melalui implementasi Environmental, Social & Governance (ESG).
Pertamina NRE juga berperan strategis dalam inisiatif membangun bisnis baru yang turut berkontribusi untuk mencapai aspirasi Net Zero Emission (NZE) tahun 2060, antara lain membangun ekosistem baterai dan kendaraan listrik, mengembangkan hidrogen bersih, dan bisnis karbon.
“Kita fokus pada akselerasi energi hijau, terus melaju mengawal transisi energi, bukan hanya untuk Pertamina, tapi untuk Indonesia,” tutur Corporate Secretary Pertamina NRE Dicky Septriadi dalam keterangannya, Jumat (7/7/2023).
Di 2022, Pertamina NRE mengklaim berhasil meningkatkan pemanfaatan listrik dari energi hijau khususnya tenaga surya, di lingkungan Pertamina Group sebesar 267% dibandingkan kapasitas pada tahun sebelumnya.
Disamping itu, lanjut Dicky, pihaknya akan melakukan langkah strategis untuk mencapai target NZE yaitu melakukan dekarbonisasi terhadap bisnis yang dijalankannya, serta membangun bisnis baru yang lebih ramah lingkungan.
Dekarbonisasi dilakukan salah satunya dengan mengkonversi penggunaan listrik berbasis energi fosil dengan energi terbarukan. Dalam inisiatif ini, Pertamina NRE memegang peran sebagai pelaksana pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di area-area operasi dan perkantoran Pertamina Group.
“Pertamina NRE merupakan ujung tombak transisi energi di Pertamina group. Bisnis utama Pertamina NRE yang fokus di pengembangan energi hijau berkontribusi signifikan terhadap upaya dekarbonisasi yang dilakukan Pertamina, terutama dari aktivitas penyediaan listrik yang berbasis energi hijau,” ujar Dicky.
Ia menambahkan, bahwa peningkatan kapasitas terpasang yang signifikan hingga April 2023 tersebut tidak terlepas dari komitmen kuat Pertamina dalam menurunkan emisi dari aktivitas bisnis yang dilakukannya.
Di akhir tahun 2021 PLTS internal Pertamina grup mencapai 7,8 MWp dan pada akhir tahun 2022 telah mencapai total 28,6 MWp atau naik 267 persen. Sedangkan penurunan emisi dari PLTS internal pada akhir tahun 2022 mencapai sebesar 7.316 ton setara CO2. Penurunan tersebut bertambah sebesar 38 persen dibandingkan pada akhir tahun sebelumnya.
Khusus di internal Pertamina Group, hingga akhir 2022 PLTS telah terpasang di lebih dari 20 titik yang terdiri dari area operasi hulu migas, kilang, terminal BBM, terminal LPG, DPPU, perkantoran, serta perumahan. Kapasitas PLTS berskala besar di Rokan di mana fase 1 sebesar 26 MWp telah mulai konstruksi dan telah terpasang 17 MWp.
Di samping itu, Pertamina NRE juga mendukung upaya dekarbonisasi di garda terdepan Pertamina, yaitu SPBU. Saat ini PLTS Atap telah terpasang di 332 titik SPBU Pertamina dengan kapasitas total sekitar 1,7 MWp.
Senada dengan hal tersebut, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menjelaskan, Pertamina telah mengembangkan inisiatif strategis untuk memperluas pemanfaatan energi baru terbarukan untuk mencapai target NZE 2060. Melalui subholding PNRE ini, Pertamina mendorong seluruh entitas dalam Pertamina Grup untuk mendukung transisi energi tersebut.
“Proyek pengembangan EBT terus berlanjut, termasuk PLTS. Pemanfaatan di lingkungan Pertamina Group menunjukan komitmen kami dalam mendorong keberlanjutan. Selain itu, Pertamina juga tetap berkolaborasi dengan berbagai industri, sehingga pengembangan EBT semakin luas,” ungkap Fadjar. (alb)