DI Usia yang relatif tak muda, Oni Lasso masih nekad menjajal kemampuan dan hobbynya mendaki gunung. Hasilnya, dia bayar agak mahal. Kakinya patah waktu mendaki Gunung Merbabu pada tahun 2019. “Sejak kejadian itu, saya belum naik gunung lagi,” kenang pria kelahiran Sragen 20 November 1966 ini. Kapok? “Gak lah, kalau waktu luang dan kondisi pulih saya masih mau naik gunung lagi,” sergah pemilik nama lengkap Trioni A Lasso ini sambil tertawa lepas.
Lantas apa sajak aktivitas Oni yang mengaku belum punya waktu luang untuk kembali naik gunung? Ia boleh dibilang konsisten dengan disiplin ilmu yang digeluti. Setamat dari Fakultas Ekonomi Akutansi Universitas Merdeka Malang tahun 1990, Oni langsung nyemplung ke dunia perbankan. Mulai dari Bank Nasional, lalu masuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), terus pindah ke Bank Perkrediatan Rakyat dan akhirnya mendarat di Perkoperasian. Koq malah milih ke koperasi mas? “ Iya, saya nyasar nih, tapi bukan sekadar nyasar, karena di koperasi idiologi saya tentang ekonomi kerakyatan tumbuh,” ujar kakak kandung Ari Lasso ini. Oni yang kini Wakil Ketua Koperasi Simpan Pinjam Sekawan Semarang, 23 Februari lalu mewakili koperasinya menerima penghargaan dari Majalah PELUANG sebagai satu dari 100 Koperasi Besar di Indonesia.
Iya mengaku surprised, karena KSP Sekawan menurut feelingnya relatif belum apa-apa dibanding koperasi lain yang memang sudah terkenal besar. Sejatinya, kata Oni, koperasi di tanah air masih dilirik sebagai usaha kecil karenanya tak diperhitungkan. “Saya punya dendam, masak sokoguru ekonomi cuman dipandang sebelah mata. Kecil, kuno dan berbecek-becek,” sergah Oni yang mengaku sejak tahun 2008, kakinya sudah tertancap kokoh untuk tidak pernah meninggalkan koperasi. Keren nih Oni. (Irm)