JAKARTA—Pegiat koperasi diminta dapat memanfaatkan teknologi digital dalam upaya memodernisasi usaha koperasi. Selain mampu beradaptasi dengan teknologi terkini tersebut, koperasi juga harus makin transparan dalam manajemen melalui rekrutmen kaum milenial yang relatif lebih fresh dan punya daya juang tinggi.
Ketua Umum Dekopin Sri Untari Bisowarno menegaskan hal itu saat menghadiri Focus Group Discussions (FGD) Pengembangan Peran Koperasi dalam Pemulihan Ekonomi Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI di Hotel Haris Jakarta selatan , Selasa (27/10/20).
Menurut Sri Untari modernisasi koperasi menjadi keharusan guna menangkal tudingan miring terhadap koperasi yang selama ini identik dengan badan usaha jadul dengan pengurus kebanyakan kaum pensiun.
“Koperasi harus berbenah jika tak ingin ditinggalkan oleh masyarakat, upaya ke arah itu harus dimulai dengan perkembangan teknologi terkini dan rekrutmen kalangan milenial,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Ahli Utama Kementerian Koperasi dan UKM Johnny W. Situmorang mengungkapkan jumlah koperasi di Indonesia mencapai 123,948 unit dengan anggota 20,45 juta orang, di tahun 2019.
Dia mengingatkan pentingnya menggaet generasi milenial untuk berkoperasi. Salah satu solusinya melalui rebranding koperasi dengan kegiatan perfilman yang akan menggandeng Kinarya Coop. Diharapkan dapat meningkatkan target anggota koperasi dari 20 juta orang menjadi 25 juta orang.
Jumlah anggota koperasi yang hanya 20 jutaan itu membuat miris Sri Untari. Jumlah itu tak sampai 10 persen dari total penduduk Indonesia yang sudah mencapai 270 an juta orang.
Penurunan minat yang drastis tersebut membuat Untari dan rekan-rekannya tergerak untuk mendorong koperasi bagi anak-anak muda, kaum milenial.
“Kita dorong koperasi milenial melalui film yang akan digarap oleh Kinarya Coop, Di bawah naungan Dekopin, kita akan merekrut 5 juta orang milenial. Yang disasar anak milenial coop karena di sini ada generasi Z. Dari situ kita akan membuat 17 film layar lebar, 215 film pendek yang akan menghasilkan 1000 UMKM di seluruh destinasi wisata provinsi di Indonesia,” kata Untari.
Film berjudul Diplomasi Teko ini bertujuan menyambut upaya pemerintah meningkatkan angka partisipasi Indonesia dalam berkoperasi yang masih di bawah negara lain, yakni 7,8 persen saja.
Senada dengan Untari, Ketua Umum Angkatan Muda Koperasi Indonesia (AMKI) Frans Meroga Panggabean turut menyampaikan pendapatnya terkait koperasi untuk anak-anak muda.
“Kita pahami bersama bagaimana kesan koperasi di mata anak muda. Koperasi saat ini masih sangat menyedihkan. Mereka masih menganggap koperasi itu jadul, butut, tidak atraktif, isinya orangtua, ini yang harus kita dobrak. Kita berangkat dari literasi dan sosialisasi kepada generasi muda bahwa koperasi ini adalah badan usaha paling milenial,” ucapnya.
Frans mengungkapkan, karakter dan preferensi anak muda paling tidak senada dengan prinsip-prinsip koperasi. Pertama, mereka memiliki kesetaraan. Kedua, sekarang banyak platform e-commerce yang menganut Sistem Hasil Usaha. Ketiga, koperasi itu guyub atau berkumpul melalui Rapat Tahunan, sama halnya dengan anak muda yang mengenal hang out.
Di samping itu, Frans menyoroti soal regulasi dan menyarankan pemerintah agar jangan ada lagi keterpasungan dalam keanggotaan.
“Kami sebagai pelaku koperasi dengan asumsi koperasi hanya untuk anggota akan ada aksi maju mundur, kalau kita lihat dari UU Cipta Kerja ada pasal yang mengatakan kelebihan dan kemampuan koperasi dapat dilakukan untuk melayani masyarakat biarpun dalam tujuan untuk menjaring masyarakat menjadi anggota,” ungkapnya.
Demikian pula dengan ketahanan finansial koperasi. Pihaknya menyetujui dengan adanya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) koperasi adalah solusi multidimensi, LPS menjadi enforcement dimana pengaturan, tata kelola, dan peningkatan kapasitas dari koperasi manfaatkan perkembangan digitalisasi yang kian masif di berbagai bidang. Modernisasi koperasi adalah identik dengan kemampuan beradaptasi dengan teknologi terkini sehingga tetap eksist dan bertahan di masa pandemi Covid-19. (Irm/van)