
PeluangNews, Jakarta – Upaya mencari solusi ramah lingkungan untuk memperlambat kerusakan material logam terus berkembang seiring meningkatnya kebutuhan industri terhadap teknologi yang lebih berkelanjutan. Di tengah berbagai tantangan tersebut, para peneliti mulai melirik potensi bahan alam sebagai alternatif penghambat korosi yang dinilai lebih aman bagi lingkungan. Sejumlah studi menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah kelengkeng, kulit buah naga, tembakau, daun talas, dan daun teh dapat membantu menghambat proses korosi pada logam.
Peneliti Ahli Utama dari Pusat Riset Metalurgi (PRM), Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) BRIN, Gadang Priyotomo, menjelaskan bahwa korosi merupakan proses alamiah akibat reaksi reduksi dan oksidasi antara logam dengan udara dan air. “Oksidasi terjadi dengan melepaskan elektron atau ion, sedangkan reduksi menangkap elektron yang akan bereaksi dengan oksigen dan air,” ujarnya pada Kelas Periset Edisi #9.
Ia menggambarkan bahwa konsep radikal bebas di bidang medis mirip dengan proses elektrokimia pada korosi, di mana keduanya melibatkan pelepasan ion atau elektron bebas. Berdasarkan kesamaan tersebut, penggunaan bahan-bahan alami yang bersifat antioksidan dinilai dapat menjadi metode mitigasi yang efektif.
“Pendekatan ini dapat menjadi solusi alami untuk memperpanjang umur material logam, tanpa bergantung pada bahan kimia sintetis yang berpotensi mencemari lingkungan,” kata Gadang.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa senyawa polifenol dalam antioksidan dapat berfungsi sebagai zat antikorosi yang bekerja melalui proses adsorpsi pada permukaan logam. Senyawa tersebut membentuk lapisan pelindung dengan menangkap ion logam yang teroksidasi melalui gugus hidroksil. “Dengan begitu, lapisan pelindung terbentuk dan dapat memperlambat proses korosi,” tambahnya.
Gadang menekankan bahwa Indonesia memiliki kekayaan hayati yang sangat besar, baik di darat maupun laut, yang dapat dieksplorasi untuk menghasilkan zat aktif antikorosi. “Sumber daya alam ini bisa kita teliti dan kembangkan menjadi ekstrak antikorosi,” jelasnya.
Menurutnya, korosi memang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, tetapi masih dapat dikendalikan agar umur pakai logam lebih panjang. “Dengan teknologi berbasis tumbuhan, kita tidak hanya memperlambat korosi, tetapi juga menjaga lingkungan dari paparan bahan kimia berbahaya,” katanya.
Ia juga menyampaikan bahwa sejumlah senyawa antioksidan yang umum digunakan di bidang kosmetik ternyata efektif sebagai penghambat korosi. “Salah satunya adalah kombinasi asam askorbat dan ekstrak ubi ungu yang telah diuji dan menunjukkan hasil positif dalam menekan laju korosi,” tutupnya.







