
Data Nonfarm AS Anjlok Menyerat Saham-saham Wall Street dan Menguntungkan Emas
PeluangNews, Jakarta – Harga emas melonjak tajam pada hari Jumat karena laporan Nonfarm Payrolls (NFP) Amerika Serikat menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang jauh lebih lemah dari perkiraan. NFP hanya bertambah 73.000 pada Juli dibanding ekspektasi pasar 110.000. Angka untuk Juni juga direvisi turun drastic menjadi 14K dari 144K. Sementara itu, tingkat pengangguran naik ke 4,2% dari sebelumnya 4.1%.
Data ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat untuk menopang ekonomi AS. Prospek suku bunga turun membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset) menjadi lebih menarik bagi investor, sehingga harga emas spot dan emas berjangka naik tajam (masing-masing naik 1,8% dan 1,5% di pasar Asia hari Senin di level $3368/onz.
Pasar Wall Street Terseret Turunnya Data NFP
Sebaliknya, pasar saham Amerika dan global cenderung turun karena investor khawatir kondisi pasar tenaga kerja yang melemah akan memperlambat ekonomi AS. Investor pun beralih ke aset safe haven seperti emas dan keluar dari saham, sehingga menekan indeks-indeks utama Wall Street.
Dow Jones anjlok tajam pada hari Jumat setelah laporan nonfarm payrolls (NFP) Amerika Serikat bulan Juli 2025 jauh di bawah ekspektasi pasar. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun lebih dari 1,85% dari puncak ke terendah harian—jatuh lebih dari 800 poin pada titik terendah, menyentuh level terendah dalam lima minggu di 43.330. Ini menjadi minggu terburuk DJIA sejak adanya kebijakan tarif besar-besaran pada awal pemerintahan Trump.
Laporan NFP hanya menunjukkan penambahan 73.000 pekerjaan baru (vs ekspektasi 110.000), dan data bulan-bulan sebelumnya direvisi turun tajam. Angka ini menandakan pasar tenaga kerja melambat lebih dalam dari dugaan banyak analis. Akibatnya, pasar saham ditekan oleh kekhawatiran akan perlambatan ekonomi, membuat pelaku pasar memperkirakan peluang besar pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada September.
Selain Dow, indeks saham utama lain seperti S&P 500 dan Nasdaq juga berakhir turun di tengah tekanan data tenaga kerja yang lemah serta hasil keuangan emiten besar yang beragam. Data ekonomi yang mengecewakan ini membuat investor keluar dari saham dan beralih ke aset aman seperti emas.
Apakah Kejatuhan Wall Street Masih Dapat Terjadi?
Kejatuhan saham Wall Street masih memungkinkan terjadi terutama dalam jangka pendek, karena beberapa faktor berikut:
- Data tenaga kerja nonfarm payrolls AS yang lemah pada Juli 2025 menambah kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang lebih dalam, sehingga investor menjadi waspada dan cenderung melakukan aksi jual saham.
- Sentimen negatif juga datang dari ketidakpastian kebijakan tarif impor dari pemerintah AS yang bisa mempengaruhi perdagangan dan pertumbuhan ekonomi.
- Pasar saham Asia dan regional juga menunjukkan pelemahan yang berimbas pada pergerakan IHSG dan bursa lain, menandakan tekanan pasar global masih ada.
- Namun, ada juga dukungan dari laporan laba perusahaan teknologi besar dan prospek penurunan suku bunga The Fed yang dapat memicu sentimen positif di waktu mendatang.
Analisis saat ini memperkirakan Wall Street bisa mengalami fluktuasi dan koreksi dalam waktu dekat, tapi peluang pemulihan tetap ada bergantung pada data ekonomi yang akan dirilis serta keputusan kebijakan bank sentral.
Singkatnya, Dow Jones turun tajam gara-gara data nonfarm payrolls yang buruk hari Jumat, menambah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi AS dan memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS.
PT Octa Investama Berjangka menyediakan pelatihan tanpa biaya untuk mempelajari pasar derivatif komoditas, mata uang asing, dan indeks saham luar negeri. OIB Pialang Berjangka berizin resmi dari Bappebti serta diawasi oleh OJK dan Bank Indonesia. Di samping itu Anda akan mendapatkan AKUN DEMO yang dapat digunakan untuk latihan bertransaksi terhadap produk tersebut di atas secara live. Kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut: https://client.octa.co.id/register
Disclaimer : Transaksi Perdagangan berjangka komoditi atau trading derivative memiliki potensi keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi