PERTUMBUHAN ekonomi Indonesia 5,07% pada 2017 lalu, di bawah target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 5,2%. Pada 2018 ini, diproyeksikan angka yang ambisius, yakni 5,4%. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menyebut Indonesia tidak bisa terlalu lama tertahan pada pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%.
Darmin menargetkan pertumbuhan itu bisa mencapai 6% pada tahun 2019.
“Kalau bisa ya tahun depan, paling lambat 2020,” ujarnya di Hotel Four Seasons, Jakarta. Jika Indonesia tidak mendongkrak pertumbuhan ekonomi ke 6%, dikhawatirkan tenaga kerja tidak terserap dengan baik. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan menerapkan formula khusus.
Formula tersebut adalah keseimbangan antara ekonomi yang tumbuh relatif baik, tingkat pengangguran dan kemiskinan turun serta distribusi pendapatan yang merata. “Ekonomi itu (jika) tumbuh lebih baik, penyerapan tenaga kerja juga lebih baik, itu sudah jadi modal utama untuk perkembangan. Makanya kita menyiapkan berbagai hal supaya tahun depan lebih siap,” tuturnya
Perekonomian Indonesia yang berada di kisaran 5% dianggap sangat baik dan positif di antara negara-negara di kawasan. Namun, untuk mengejar ketertinggalan atau setara dengan negara lain seperti Malaysia dan Thailand, tidak ada jalan lain selain kita harus tumbuh di atas 6%.
Setelah sebelumnya terus berorientasi dengan peningkatan ekspor dan pembangunan infrastruktur, maka kali ini pemerintah akan lebih fokus pada hal lainnya. Karena ekspor saja tidak bisa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi menjadi lebih tinggi atau di kisaran 6%. Untuk itu, pemerintah akan mulai fokus pada sektor investasi, insentif bagi investor dan pelaku usaha serta pendidikan atau vokasi bagi Sumber Daya Manusia (SDM) RI agar mampu bersaing dengan negara lainnya.●