octa vaganza

Dari Rantau Malaysia, Jadi Wirausahawan di Kampung Halaman

Setelah berkali-kali mencoba akhirnya Rahmad menemukan formula yang tepat olahan kelapa jelly yang laku di pasar.

Sekitar dua tahun (2010 hingga 2012)  Rahmad Kudri merantau ke Malaysia mengadu nasib sebagai buruh migran.  Walaupun  menjadi buruh di negeri jiran dijalani dengan berat, tetapi pria kelahiran Banda Aceh,  15 Desember 1968 membawa oleh-oleh inspirasi untuk wirausaha olahan kelapa.

“Di negeri jiran, saya melihat orang membuat olahan kelapa. Lalu terpikir oleh saya mengapa tidak produk yang sama. Lalu saya belajar secara otodidak mulai media sosial Youtube hingga kawan dari Thailand,” ujar pria yang hanya tamat STM ini ketika dihubungi Peluang.

Kembali ke kampung halaman, Rahmat kemudian mendirikan  Indatu D’Coco pada 16 Januari 2016,   sebuah UKM kreatif yang fokus pada olahan kelapa muda dengan produk turunan  aneka makanan dan minuman dari olahan kelapa muda (Coco-Culinarry),  pakan ternak dari limbah kulit kelapa muda (Coco-Feed), dan pupuk organik dari limbah kulit kelapa muda (Coco-Ganik).

Tinggal di pinggir pantai  menjadi modal bagi  Rahmat untuk memanfaatkan bahan baku yang tersedia melimpah di sekitar rumah dan menciptakan kelapa jelly. Setelah berkali-kali mencoba akhirnya dia menemukan formula yang tepat.  Dengan modal mesin pengupas kelapa seharga Rp16 juta, Rahmat menjalankan usaha ini.

UKM yang berbasis  di Kecamatan Lueng Bata, Kota Banda Aceh kemudian berkembang mensuplai beberapa resto dan kafe di Banda Aceh, Sabang, Samarinda bahkan sampai Yogyakarta dan Jakarta. Sebelum pandemi dengan tiga karyawan, Rahmad menjual produk hingga 250 per hari dengan harga reseller Rp18 ribu dan harga retail Rp20 ribu atau sekitar Rp4,5 juta per hari dan sebulan bisa mendapatkan Rp100-an juta.

Tapi itu cerita sebelum pandemi. Ketika pandemi melanda. Omzet Indatu D’Coco  merosot hingga 50%.  Pasalnya selama pandemi usaha ini hanya bisa fokus di Banda Aceh.  Sementara yang di Jakarta dan Yogyakarta terhenti. Untungnya berapa waktu terakhir  sudah mulai kembali menggeliat masuk ke Indomaret, kota Medan.

Rahmad  mengaku terbantu karena menjadi mitra Bank Indonesia sejak dua tahun yang lalu  dan Dinas Pertanian Provinsi Aceh yang membuatnya diikutsertakan dalam berbagai pameran, seperti di Bumi Serpong Damai, Tangsel dan Bali.

“Ke depan, Kami ingin melakukan diversifikasi produk. Kami ingin mengeluarkan produk minyak goreng kelapa yang saat ini sedang dalam proses perizinan,” ujar Rahmad (Irvan).    

Exit mobile version