JAKARTA—Dunia industri perhotelan dan pariwisata sudah lama digeluti Brian Andrew Imanuello dan istrinya. Sayangnya pasutri yang tinggal di kawasan Pondok Bambu ini terimbas pandemi Covid-19 hingga harus mencari jalan bagaimana mencari penghasilan dengan banyak waktu luang di rumah.
Pasutri ini awalnya memlih baso aci sehat untuk keluarga. Hasilnya? Peminatnya banyak hingga mereka sampai bekerja larut malam untuk menyiapkan pesanan. Akhirnya mereka membuka gerai di Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Mereka juga membuka menu baru seperti roti kukus dan minuman kekinian.
Sayangnya usaha ini kembali terimbas PPKM yang ketat beberapa waktu lalu dan akhirnya setelah setahun mereka menutup gerai dan beralih ke katering karena kerap menerima pesanan dari rekan kerja.
“Akhirnya kepikiran untuk fokus di katering. Dengan modal Rp3 juta untuk melegkapi perlengkapan masak akhirnya kami mengelola bisnis ini di rumah,” ujar Andrew kepada Peluang, Senin (24/1/22).
Pria kelahiran 1991 ini yakin bahwa pasar katering masih terbuka lebar. Dengan brand Baba Isel, pasutri ini membidik pasar orang-orang yang mempunyai kendala di budget, mereka yang ingin makan enak, tetapi ramah di kantong.
Untuk menjadi pemain katering dituntut selalu inovasi, kreatif dan aktif mencari peluang di pasar. Alumni sebuah akademi perhotelan ini mengaku berbelanja bahan makanan begitu pesanan masuk untuk memastikan tetap segar. Yang distok hanya beras, minyak goreng dan bumbu masak.
“Yang khas dari katering dapur baba isel itu kita tidak hanya menawarkan nasi boka, nasi uduk atau tumpeng tapi kita juga bisa menawarkan menu lain seperti baso sapi kuah, baso aci, seblak, simoay bandung, roti waffle. Jadi kalau bosen dengan paket nasi, kami juga siap provide menu side dish yang tentu saja homemade,” papar Andrew.
Baba Isel menawarkan menu dengan harga Rp7.000 hingga Rp25.000. Srta paket katering berkisar Rp15 ribu hingga Rp30 ribu bergantung volume dan pasar.
Untuk positioning Baba Isel konsisten sesuai taglinenya “Rasa Restoran Harga Emperan”. Segmentasinya saat ini fokus ke latering karyawan corporate dan katering karyawan untuk hotel. Rata-rata Baba Isel mampu meraup omzet Rp1,5 juta per hari.
Andrew mengikuti program Jakpreneur untuk memetik manfaat promosi produk, pelatihan dan pendampingan yang sangat bermanfaat bagi pebisnis UMKM.
“Kedepannya, mereka ingin merambah ke katering untuk wedding dengan signature dish masakan khas Indonesia, Mereka ingin masakan Indonesia yang jadi highlight dan primadona yang tidak kalah dengan western food.
“Untuk rencana jangka panjangnya kami ingin memperlusr coverage area tidak hanya di Jakarta namun juga luar Jakarta,” tutup mantan Night Manager sebuah hotel di Jakarta Barat ini (Irvan).