hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Dapat Order Ekspor Kopi ke AS Senilai Rp10 Miliar

KBQ Baburrayyan berharap pada tahun depan pasar kopi dunia kembali bergairah. Ini untuk menyelamatkan nasib ribuan petani kopi binaan yang tersebar di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah.

Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan Aceh merupakan koperasi yang memelopori penjualan kopi arabika Gayo Aceh ke pasar global. Komoditas asal Tanah Gayo itu dikenal sebagai produk premium dan biasa dipasok ke resto dan kafe terkemuka di dataran AS dan Eropa. Ambil contoh, salah satu langganannya adalah resto Starbuck AS yang sudah menjalin hubungan selama 10 tahun.

Rizwan Husein, Ketua KBQ Baburrayyan mengatakan, pada 2021 pihaknya telah mendapatkan pesanan kopi dari Starbuck AS sebanyak 10 kontainer senilai Rp10 miliar. “Kita sejak 10 tahun lalu sudah bekerja sama mengekspor kopi ke Starbuck AS,” ujar Rizwan.

KBQ merupakan salah satu koperasi besar di Indonesia yang berdiri pada 1995. Inisiatornya adalah Tarmizi A Karim dari Kampung Pondok Gajah, Aceh.  Modal awalnya hanya sebesar Rp6 juta namun kini rata-rata omzet (sebelum pandemi) mencapai Rp100 miliar per tahun.

KBQ mampu menampung kapasitas produksi anggota yang sebagian besar merupakan petani kopi sebanyak 2.000 ton per tahun. Anggotanya tersebar di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah. Sebagian besar produk kopi dijual ke pasar ekspor yaitu AS, Australia, Kanada, Inggris, Singapura, Meksiko, dan Selandia Baru.

Seperti diketahui, Dataran Tinggi Gayo merupakan daerah penghasil kopi arabika terbesar dengan produksi per tahun tidak kurang dari 68 ribu ton green bean. Dari total produksi tersebut, hampir 80 persennya dipasarkan ke luar negeri melalui ekspor. Belakangan kopi Gayo termasuk dalam jajaran kopi termahal di dunia karena rasa dan aromanya yang spesifik dan budidayanya tetap mepertahankan sistem organik.

Selama ini, KBQ sangat ketat dalam menjaga kualitas produk. Standar kualitas sudah diajarkan dari level petani hingga kolektor. Misalnya, biji kopi yang dijemur diaspal itu tidak akan laku dijual karena mempengaruhi kualitas biji kopi. Ini penting karena konsumen luar negeri sangat teliti dalam membeli kopi yang berkualitas.

KBQ merupakan salah satu koperasi produksi yang patut diapresiasi karena berhasil mengelola potensi lokal hingga menembus pasar global. Koperasi ini juga menjadi tumpuan dari banyak kelompok koperasi petani kopi di Aceh Tengah dan Bener Meriah agar produknya bisa diekspor.

Adanya pandemi Covid-19, sempat menghambat kinerja ekspor kopi KBQ. Sebab, tidak ada permintaan dari luar negeri. Rizwan berharap, tahun depan kondisi akan lebih baik karena keran ekspor kopi mulai berdenyut. “Kita berharap tahun depan pasar kopi global bisa bangkit seperti semula,” pungkasnya.  (Dja)

pasang iklan di sini