hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Dana Bergulir LPDB-KUMKM 100 Persen Menyasar Koperasi

Target penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM tahun 2020 sebesar Rp1,85 triliun sepenuhnya akan menyasar usaha koperasi. Rinciannya, 70% untuk sektor produktif, dan 30% usaha simpan pinjam. 

Dalam berbagai pernyataan di media massa cetak, elektronik dan digital,  Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berulang kali menegaskan gerakan koperasi harus mengubah image yang selama ini identik jadul dan melulu kumpulan orang tua, menjadi koperasi modern kaum milenial berbasis digital. Untuk mempercepat upaya tersebut, Teten pun meminta Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) mengalihkan penyaluran dana bergulir tahun 2020 sepenuhnya untuk sektor koperasi. “Saya ingin membangun image baru koperasi agar bisa sejajar dengan korporasi-korporasi besar, “kata Menkop saat berbicara dalam Rapat Anggota Tahunan Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia, Selasa (21/1/2020) di Tangerang, Banten. 

Bagaimana dengan kesiapan LPDB-KUMKM dalam memenuhi permintaan Menkop Teten? Apakah lembaga yang berdiri sejak 2006 ini sudah siap dengan database perkoperasian di tanah air yang dapat memenuhi persyaratan pinjaman yang telah ditetapkan dengan tegas. Bahwa koperasi yang dapat mengakses dana bergulir LPDB-KUMKM minimal sudah melakukan RAT dua tahun berturut-turut dengan neraca usaha positif. “Kami siap mendukung program Kementerian Koperasi dan UKM memodernisasi koperasi,” kata Dirut LPDB-KUMKM Braman Setyo saat menggelar jumpa pers Selasa (28/1/2020) lalu. LPDB-KUMKM bahkan sudah memasang target mengembangkan 25 unit koperasi modern dan berbasis teknologi melalui pendekatan komunitas atau klaster berdasarkan sentra produksi komunitas dan wilayah. Komitmen lainnya dari lembaga yang sudah menyalurkan dana bergulir total sebesar Rp9,99 triliun sejak 2008 ini, adalah memprioritaskan pemberdayaan koperasi sektor riil (produksi) berorientasi ekspor dan substitusi impor.

Braman optimis program mewujudkan koperasi modern tahun 2020 itu tercapai karena LPDB-KUMKM punya keunggulan pada  tingkat bunga yang amat kompetitif di kisaran 4,5%-5%. Komposisi bunga rendah itu, sebesar 4,5% untuk pembiayaan program Nawacita (pertanian, perkebunan, perikanan), dan sektor riil 5%. Sedangkan untuk sektor simpan pinjam dikenakan 7%.

Selain itu, metode kemitraan dilakukan melalui pemberdayaan lintas sektoral, dan melibatkan pihak ketiga sebagai off taker atau avalis. Pemberdayaan koperasi  juga dilakukan secara variatif sesuai karakteristik dan level setiap koperasi. Guna mendukung kebijakan tersebut, LPDB-KUMKM menerapkan strategi penguatan tata kelola yakni Governance, Risk, and Compliance. Di antaranya, pengembangan teknologi dan data koperasi, penguatan sumber daya manusia (SDM), inovasi produk dan proses, serta penguatan sinergitas antar lembaga.

Pengembangan teknologi dan data koperasi diterapkan melalui core micro financial system (CMFS), kolaborasi dengan stakeholder dan shareholder, serta pengembangan data koperasi.

Pengembangan SDM dilakukan melalui implementasi kinerja berbasis kompetensi dan pengembangan talent management.

Di samping itu, inovasi produk dan proses dilakukan melalui pengembangan produk sesuai kebutuhan koperasi dan penyerderhanaan proses dengan digitalisasi.

Sementara, langkah penguatan sinergitas antar lembaga diterapkan melalui program pendampingan koperasi dengan dinas koperasi, perguruan tinggi, lembaga penjamin, asosiasi, e-commerce, dan kementerian/lembaga lainnya.

Re-Branding Koperasi Mahasiswa

Di era Revolusi Industri 4.0, kalangan milenial memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian nasional. Terkait hal tersebut, LPDB- KUMKM melihat adanya potensi untuk melahirkan entrepreuner baru melalui koperasi mahasiswa (Kopma).

Mengingat presentase populasi koperasi di kalangan milenial masih relatif kecil yakni sebesar 0,24 persen dibanding koperasi non-milenial, peluang LPDB untuk masuk ke pangsa mahasiswa cukup menjanjikan.

Keterbatasan modal dan unit usaha merupakan masalah yang kerap dialami oleh mahasiswa dalam memulai usaha. Sementara keberadaan LPDB-KUMKM di kalangan milenial perlu ditonjolkan dalam upaya mendorong tumbuhnya wirausaha muda di Indonesia.

Sosialisasi, bimbingan teknis, pelatihan perkoperasian dan pengembangan bisnis terus dilakukan LPDB-KUMKM di lingkungan kampus. Harapan ke depan, LPDB-KUMKM mampu menjadi lembaga layanan yang inklusif dan unggul bagi koperasi dalam pengembangan UMKM di Indonesia. (Irm)

pasang iklan di sini