JAKARTA—-Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif khawatir bahwa wabah corona baru (2019-nCoV) berimbas pada pemasukan bidang pariwisata. Potensi kerugiannya diperkirakan mencapai 4 milyar dolar AS atau setara dengan Rp56 triliun.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama
Kusubandio kerugian tersebut tak hanya berasal dari menurunnya wisatawan asal
Tiongkok, tetapi juga dari sejumlah negara lainnya.
“Kita bicara average
per tahun, kita potential
loss-nya sekitar 4 miliar dolar AS, termasuk di luar Tiongkok,”
ujar Wishnutama saat menghadiri rakor dampak virus corona di kantor KSP,
Jakarta, Kamis (6/2/20).
Dia mencatat jumlah
wisatawan Tiongkok mencapai 2,07 juta pengunjung pada tahun lalu dan menyumbang
2,8 miliar dollar AS pendapatan negara.
Lanjut Wisnuthama, merebaknya virus corona ini tidak hanya mengurangi kunjungan
wisatan Tiongkok tetapi secara psikologid akan berpengaruh secara psikologis
dan takut tertular dan sebagainya pasti punya dampak lain.
Untuk itu pemerintah menargetkan peningkatan jumlah wisatawan domestik ke
beberapa destinasi wisata. Namun, ia juga tak bisa menargetkan berapa banyak
jumlah wisatawan domestik yang dapat menutup kerugian pariwisata di sejumlah
daerah ini.
“Kita belum tahu sampai seberapa panjang wabah virus corona ini terjadi.
Semakin panjang, semakin besar untuk meng-cover-nya,”
ujar dia.
Wisnuthama
memproyeksi virus korona ini bisa berdampak lama terhadap pariwisata
Indonesia. Sebab, saat ini hingga tiga bulan ke depan merupakan musim di mana
masyarakat memesan tiket perjalanan untuk libur musim panas nanti.
“Dampaknya jangka panjang karena kita harus tahu kebiasaan traveler suka booking untuk musim
panas bulan Juli-Agustus sehingga akan kena dampak juga,” imbuh dia.
Sejumlah destinasi wisata telah merasakan dampak penyebaran virus korona ini,
seperti pariwisata di Bali, Sulut, Bintan, dan juga Batam.
“Selain meningkatkan jumlah wisatawan lokal, pemerintah juga akan meningkatkan industri MICE,” pungkas dia.