octa vaganza

Dampak Krisis Hantui Perbankan Jangka Panjang

PANDEMI Covid-19 menimbulkan dampak pada berbagai sektor bisnis, termasuk industri jasa keuangan. Dampak negatif memang dirasakan oleh industri ini, tak terkecuali industri perbankan, mengakibatkan kualitas kredit memburuk.

Hasil riset Pemimpin Layanan Keuangan Global PwC Amerika Serikat, John P. Garvey, menjelaskan dukungan banyak negara dan bank sentral melalui berbagai stimulus kepada masyarakat dan dunia usaha sejauh ini cukup mampu membatasi kerusakan neraca perbankan. Hanya saja, dalam jangka panjang, dampak ekonomi dari krisis kemungkinan besar masih akan mempengaruhi sektor jasa keuangan.

Sulit diingkari, industri perbankan tetap terdampak karena memburuknya kualitas kredit nasabah akibat pandemi Covid-19. Dampaknya diprediksi bisa dirasakan di seluruh perekonomian riil selama beberapa tahun mendatang. Secara jangka pendek, dampak Covid-19 terhadap perbankan dari sektor bisnis retail masih negatif, karena banyaknya gagal bayar perusahaan kecil dan menengah. Selain itu, aktivitas nasabah retail pun akan berkurang dan terbatas.

Di Taah Air, kondisi perbankan nasional setelah krisis 1997/1998 teruji mampu bertahan melalui berbagai krisis, seperti pada 2008-2009, mini krisis 2014-2016, hingga perang dagang pada tahun lalu. Demikan disebut Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Anung Herlianto.

Sektor riil masih belum pulih. Selain itu, ada risiko dari sebagian nasabah yang kreditnya direstrukturisasi gagal membayar. Berdasarkan data OJK, sebanyak 101 bank telah memberikan restrukturisasi kepada 7,55 juta debitur dengan nilai kredit mencapai Rp934,8 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 5,85 juta debitur merupakan UMKM yang nilainya mencapai Rp371,1 triliun.  “Ini adalah restrukturisasi kredit terbesar sepanjang sejarah,” katanya.

Secara keseluruhan, Mirae memperkirakan reli harga saham perbankan akan terus berlanjut pada 2021 didukung oleh perbaikan fundamental dan arus masuk asing ke sektor perbankan. Untuk itu, Mirae meningkatkan rekomendasinya pada saham perbankan dari netral menjadi overweight. Ia merekomendasikan beli pada saham PT Bank Central Asia Tbk  dengan target harga Rp38.400 per saham. Juga merekomendasikan beli pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dengan target harga Rp5.580 per saham. Kedua saham ini merupakan saham pilihan utama Mirae.● (M. Fauzian)

Exit mobile version