octa vaganza
Sosok  

Dakso Sartono Jujur Bermusik

“Dunia saya adalah koperasi tapi naluri saya bermusik. “Begitu gurau Dakso Sartono saat ngobrol santai melalui telpon selulernya.  Boleh jadi ia serius, tapi mereka yang mengenal sosok pria yang ramah senyum ini, bakat musik memang sudah dipupuknya sejak masih di bangku SMP. “Musik itu bahasa dunia, dan dari musik saya belajar tentang arti sebuah kejujuran,” tutur Dakso yang kini menjabat Ketua Umum Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ).

Bagaimana memaknai sebuah kejujuran melalui musik? Nah, kali ini Dakso bertutur dengan ekspresi serius. Dunia musik, ujarnya mengajarkan kepada kita  arti sebuah kujujuran. Betapa tidak,  seseorang yang membaca partitutur sebuah lagu, jangankan mengurangi satu bar, satu not atau satu ketukpun, maka ketika dinyanyikan akan terasa disharmonis.

Karenanya, lanjut dia lagi, seluruh notasi di depan partitur harus jujur dinyanyikan secara utuh. ”Inilah barangkali pelajaran tentang kejujuran  yang bisa kita maknai dari sebuah musik,” ujar pria Wonosobo, Jawa Tengah, ini. Bakat musik yang tumbuh sejak remaja itu,hingga kini masih terus dipelihara. Bahkan ketika bergabung di dunia pendidikan sebagai guru SD, ia  membentuk grup musik, Educator dengan personil dari kalangan pendidik.

Grup musiknya, JT One Band, bahkan sempat meraih juara satu lomba musik yang digelar PGRI tahun 2016. Kini dengan kiprah yang makin sibuk, sebagai pengurus KKGJ, Dakso masih meluangkan waktunya untuk bermusik. “Saya suka banyak alat musik, mulai dari gitar, piano hingga drum. Tapi alat musik paling saya sukai adalah saxophone, bukan saja  bentuknya yang eksostis, suara sax juga melahirkan imajinasi  yang romantis,” pungkas  Dakso.  (Irm)

Exit mobile version